Inovasi CT Scan melalui program low dose computed tomography (CT Scan dosis rendah) yang dikembangkan OMNI Hospital Group telah mendapat pengakuan dunia internasional untuk pencegahan kematian penyakit kanker paru-paru di Indonesia.

"Pengakuan ini diberikan kepada kami dalam ajang Healthcare Asia Award 2019 yang diselenggarakan di Conrad Centennial Singapura beberapa waktu lalu," kata CEO OMNI Hospitals Group, Shrikanth dalam penjelasannya kepada media di Jakarta, Selasa.

Menurut Shrikanth penghargaan yang diberikan tidak hanya inovasi di bidang LDCT tetapi juga layanan klinik, inovasi, penyedia diagnostik, dan juga promosi kesehatan.

Shrikanth mengatakan penghargaan ini menjadi pendorong bagi OMNI untuk meningkatkan pelayanan yang difokuskan sebagai pusat kardiovaskular, pencernaan, penyakit kawasaki, syaraf, tulang, tumor, ginjal, dan pengobatan.

"Kami di OMNI fokus kepada inovasi layanan deteksi dini dengan tujuan memberikan prognosis yang lebih baik untuk pengobatan dan mencegah penyakit berkembang menjadi fase yang lebih serius," ujarnya.

Sementara, Direktur Omni Hospitals Group dr Num Tanthuwanit menuturkan OMNI merintis program CT scan dosis rendah (Low Dose Computed Tomography atau LDCT) sebagai alat deteksi dini kanker paru-paru yang mampu mendeteksi kelainan paru secara efektif.

"Selain deteksi dini kanker paru-paru, program LDCT juga mampu menunjukkan penilaian kalsium arteri koroner sebagai salah satu indikator penyakit jantung koroner," ujar Num.

"Penelitian terbaru yang dilakukan di Eropa (percobaan NELSON) menunjukkan bahwa skrining LDCT memiliki manfaat lebih besar dan mengurangi kematian akibat kanker paru-paru sebesar 26% pada pria dan hingga 61% pada wanita," ujar dia.

Sekadar informasi, seiring meningkatnya kasus penyakit tidak menular seperti kanker paru-paru, penyakit jantung, dan kanker usus besar serta penyakit yang berhubungan dengan gaya hidup, maka permintaan terhadap pelayanan kesehatan dengan standar yang berkualitas juga semakin tinggi.

Berdasarkan data WHO, Profil Kanker di Indonesia pada tahun 2014, 21,8% kematian akibat kanker pada pria (total 103.000 kematian) dan 9,1% pada wanita (total 92.200 kematian) terutama berhubungan dengan kanker paru-paru. Sementara itu, statistik 2018 dari WHO menunjukkan bahwa ada 61,4 juta perokok aktif di Indonesia.

Pewarta: Ganet Dirgantara

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019