Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tangah meluncurkan dua kali guguran lava pijar ke arah hulu Kali Gendol pada Senin, menurut Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).
Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui keterangan resminya menyebutkan dua guguran lava yang terpantau melalui CCTV pada periode pengamatan pukul 00:00-06:00 WIB itu memiliki jarak luncur 600 hingga 800 meter.
Selain guguran lava, selama periode itu BPPTKG juga merekam 6 gempa guguran dengan amplitudo 8-30 mm dan durasi 42.36-83.4 detik, 1 kali gempa embusan dengan amplitudo 10 mm dan durasi 39.6 detik, 2 gempa frekuensi rendah dengan amplitudo 2 mm selama 16.96-18.24, dan 1 kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 14 mm selama 116 detik.
Hasil pengamatan visual menunjukkan asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 100 meter di atas puncak kawah.
Angin di gunung itu bertiup lemah ke arah timur dan tenggara. Suhu udara 0-0 derajat celsius, kelembaban udara 12.4-19persen, dan tekanan udara 55-76 mmHg.
Hingga saat ini BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada Level II atau Waspada dan untuk sementara tidak merekomendasikan kegiatan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan mitigasi bencana.
BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Sehubungan semakin jauhnya jarak luncur awan panas guguran Merapi, BPPTKG mengimbau warga yang tinggal di kawasan alur Kali Gendol meningkatkan kewaspadaannya.
Masyarakat juga diminta tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi atau kantor BPPTKG, atau melalui media sosial BPPTKG.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui keterangan resminya menyebutkan dua guguran lava yang terpantau melalui CCTV pada periode pengamatan pukul 00:00-06:00 WIB itu memiliki jarak luncur 600 hingga 800 meter.
Selain guguran lava, selama periode itu BPPTKG juga merekam 6 gempa guguran dengan amplitudo 8-30 mm dan durasi 42.36-83.4 detik, 1 kali gempa embusan dengan amplitudo 10 mm dan durasi 39.6 detik, 2 gempa frekuensi rendah dengan amplitudo 2 mm selama 16.96-18.24, dan 1 kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 14 mm selama 116 detik.
Hasil pengamatan visual menunjukkan asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 100 meter di atas puncak kawah.
Angin di gunung itu bertiup lemah ke arah timur dan tenggara. Suhu udara 0-0 derajat celsius, kelembaban udara 12.4-19persen, dan tekanan udara 55-76 mmHg.
Hingga saat ini BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada Level II atau Waspada dan untuk sementara tidak merekomendasikan kegiatan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan mitigasi bencana.
BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Sehubungan semakin jauhnya jarak luncur awan panas guguran Merapi, BPPTKG mengimbau warga yang tinggal di kawasan alur Kali Gendol meningkatkan kewaspadaannya.
Masyarakat juga diminta tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi atau kantor BPPTKG, atau melalui media sosial BPPTKG.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019