Menteri lingkungan hidup Grup 20 pada Ahad sepakat untuk mensahkan kerangka kerja pelaksanaan baru bagi tindakan guna menanggulangi masalah sampah plastik di lautan di tingkat global.

Pemerintah Jepang, setelah menjadi tuan rumah pertemuan dua-hari tingkat menteri, mengatakan menteri lingkungan hidup dan energi Grup 20 ekonomi maju bertemu pada akhir pekan di Karuizawa, sebelah barat-laut Tokyo, sebelum pertemuan puncak G20 di Osaka, Jepang Barat, pada 28-29 Juni.

Salah satu masalah utama ialah sampah plastik di samudra sebagaimana terlihat pantai yang dipenuhi sampah plastik dan hewan mamalia laut mati dengan perut penuh plastik sehingga menyulut kemarahan, dan banyak negara langsung melarang penggunaan tas plastik.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe telah mengatakan ia ingin negaranya memelopori dunia dalam mengurangi sampah plastik di laut, termasuk pengembangan biodegradable dan inovasi lain, demikian laporan Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad malam. Biodegradabel adalah limbah yang dapat hancur atau terurai oleh organisme hidup lainnya dan berasal dari tumbuhan atau hewan.

Jaringan baru itu bertujuan memfasilitasi aksi nyata lebih lanjut dalam penanganan sampah di laut, meskipun pada dasar sukarela, setelah Pertemuan Puncak G20 Hamburg di Jerman mensahkan "rencana aksi G20 mengenai sampah di lautan" pada 2017.

Berdasarkan kerangka kerja baru tersebut, anggota G20 akan mendorong pendekatan menyeluruh lingkaran kehidupan untuk mencegah dan mengurangi pembuangan sampah plastik ke samudra melalui berbagai tindakan dan kerja sama internasional.

Mereka juga akan berbagi praktek terbaik, mendorong inovasi dan meningkatkan pemantauan sains serta metohdologi analisis.



Sumber: Reuters

Pewarta: Chaidar Abdullah

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019