Makassar (ANTARA) - Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar menggelar "International Conference On Nutrition And Public Health (ICNPH)" sebagai salah satu upaya penanganan stunting di Indonesia.

Ketua Panitia ICNPH, Rahayu Indriasari PhD saat ditemui pada pada sela-sela kegiatan di Hotel Claro Makassar, Jumat menyatakan tujuan utama selain untuk menurunkan angka stunting di Indonesia, juga untuk membangun kolaborasi terhadap pemikiran-pemikiran terbaru mengenai solusi pengendalian stunting.

"Dengan bertemu di even ini, kita bisa update pemikiran terbaru dari berbagai pakar gizi yang hadir, menyampaikan kepada instansi terkait untuk meningkatkan kesadaran dan ikut terlibat mengatasi permasalahan ini. Apalagi beberapa daerah-daerah yang fokus pada penanganan stunting juga hadir," ucapnya.
Baca juga: IDI minta upaya penanganan stunting dilakukan dalam program khusus

Melalui event internasional yang menghadirkan berbagai pakar nutrisi dan kesehatan masyarakat, ICNPH akan menyajikan bukti-bukti terbaru untuk menyelesaikan masalah stunting di masyarakat. Tentu targetnya disesuaikan program kerja dari masing-masing daerah.

Mengangkat tema "Percepatan penurunan stunting melalui intervensi 1000 hari pertama kehidupan sebagai respon dari perubahan lingkungan", konferensi internasional ini menjadi event pertama di Indonesia yang membahas isu stunting.

"Kita juga akan lakukan study kohort yang akan dilakukan perguruan tinggi di Palu dan Stikes Megabuana Palopo," tandasnya.

Selain itu, Unhas juga menjadi salah satu kampus dari di Indonesia yang melakukan pendampingan penanganan stunting di Indonesia dengan monitoring perbaikan percepatan stunting bersama 16 perguruan tinggi lainnya.

"Sekarang juga ada 100 daerah fokus stunting dan dua di antaranya itu ada di Sulawesi yakni Kabupaten Bone dan Enrekang," katanya.

Dosen Gizi FKM Unhas ini juga menyampaikan bahwa beberapa poin-poin yang dihasilkan dari pertemuan ini akan menjadi masukan kepada pemerintah dalam hal ini Bapenas dan Kementrian Kesehatan.

Sementara itu Direktur Kesehatan lingkungan Kementrian Kesehatan, Prof Imran menyampaikan terjadi angka penurunan stunting dari tahun ke tahun berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) termasuk tahun 2018. Namun jumlahnya masih cukup besar.

"Karena itu 1000 hari kehidupan selama masa kehamilan hingga kelahiran dan selama masa bayi berumur dua tahun sangat penting untuk mendapat intervensi," katanya.

Stunting yang dipengaruhi oleh sosial, ekonomi dan sanitasi harus dicegah dan ditangani melalui berbagai pendekatan, salah satunya pendekatan sensitif untuk mempercepat determinan-determinan untuk penurunan stunting

"Utamanya pada penggunaan air bersih yang harus dipastikan, termasuk sanitasi air minum yang aman," tandasnya.
Baca juga: Sejumlah negara belajar penanganan "stunting" di Lombok Barat
Baca juga: Bank Dunia kagumi cara Indonesia tangani kasus kekerdilan anak

 
International Conference On Nutrition And Public Health (ICNPH) yang digelar Departemen Gizi FKM Unhas Makassar di Hotel Claro Makassar, Jumat (2/08/2019). ANTARA Foto/Nur Suhra Wardyah

Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019