Surabaya (ANTARA News) - TNI AL yang membantu pencarian tiga korban tenggelamnya kapal penumpang Perdana di sekitar Perairan Pulau Mandangin, Sampang, Jatim, hingga Jumat belum menemukan hasil walaupun sudah mengerahkan pesawat intai jenis Nomad dan satu helikopter. Awak pesawat intai dari Wing Udara Koarmatim yang dipiloti Lettu Laut Adolf dan helikopter yang dipiloti Kapten Laut Suhanda, menyusuri perairan di sekitar Pulau Mandangin belum juga menemukan para korban yang diduga tewas itu. "Ada tiga korban yang tidak selamat saat menumpang di perahu Perdana dan tenggelam 26 Maret lalu saat dari arah Camplong menuju Pulau Mandangin," kata Kadispen Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), Letkol Laut (KH) Drs Toni Syaiful di Surabaya, Jumat. Ketiga korban yang hingga kini belum ditemukan adalah Marbiyah (35), Suryadi (6) dan Ifan (4). Selain Nomad dan helikopter, sejumlah personel dari SAR Surabaya dan dari Pos Keamanan Laut Terpadu (Kamladu), juga dikerahkan untuk mencari korban tersebut. "Sebanyak sembilan personel gabungan Pos Kamladu TNI AL bekerja sama dengan Polair Sampang, Madura terus melakukan pencarian terhadap korban tenggelamnya kapal Perdana itu. Sejauh ini, tim SAR baru mengetahui posisi perahu yang berada di kedalaman sekitar 45 meter di bawah laut," katanya. Tim gabungan itu, masih terus melakukan pencarian dengan menyisir perairan Camplong serta Pulau Mandangin yang dipimpin oleh Komandan Pos Kamladu Camplong, Sersan Mayor (Mar) Ali Wafa. Dalam operasi pencarian ini, setidaknya dua unit perahu karet milik Kamladu dan Polair dikerahkan, dibantu dengan puluhan perahu nelayan setempat. Karamnya perahu yang sarat dengan penumpang itu, mengakibatkan dua penumpang dinyatakan meninggal, tiga hilang dan 27 penumpang selamat. Diduga kuat, kapal tersebut karam akibat kelebihan muatan. Selain memuat puluhan penumpang, kapal Perdana juga mengangkut material bangunan, seperti batu putih, pasir laut, kapur dan semen, Mat Sahri, salah satu penumpang selamat menuturkan, kapal berangkat dari pelabuhan Tanjung, Desa Dharma Camplong, Sampang pukul 11.00 WIB, menuju Pulau Mandangin. Saat berangkat, hujan deras turun. Sekitar pukul 14.00 perahu dihantam ombak setinggi satu meter dari arah kanan yang mengakibatkan bodi belakang dan tengah kapal bocor dan akhirnya tenggelam. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008