Pekanbaru (ANTARA) - Kepolisian Daerah Riau masih mendalami asal-usul lima pucuk senjata api, granat dan 600 butir lebih peluru aktif yang ditemukan di sebuah rumah yang dijadikan persembunyian Satriandi, gembong narkoba kelas kakap di Kota Pekanbaru.

"Di mana senjata itu didapat, sedang kita dalami. Anggota kita masih terus melakukan pengembangan," kata Kapolda Riau Irjen Pol Widodo Eko Prihastopo di Pekanbaru, Selasa.

Saat penggerebekan ditemukan tiga pucuk pistol, dua pucuk senjata api laras panjang lengkap dengan peredam atau silencer. Selain itu, polisi juga menemukan 668 peluru aktif mulai dari kaliber 8 milimeter (mm), 9 mm, 32, mm, 38 mm dan jenis peluru bentuk bulat atau Gotri.

Dari olah tempat kejadian perkara itu turut ditemukan satu granat aktif dan beberapa peralatan kepolisian seperti borgol dan rompi.

Baca juga: Polda Riau tembak mati dua gembong Narkoba
Baca juga: BNN ungkap peredaran 38 kilogram sabu-sabu modus "ship to ship"
Baca juga: Di Asahan, BNN sita 81,8 kilogram sabu-sabu dan 102 ribu butir ekstasi


Seluruh senjata api tersebut ditemukan polisi dari dalam sebuah rumah yang beralamat di Jalan Sepakat, Kelurahan Sidomulyo Barat, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru. Rumah itu tempat merupakan persembunyian Satriandi, gembong narkoba yang ditembak mati Selasa pagi.

Satriandi tewas ditembak setelah terjadi baku tembak selama lebih kurang 30 menit di lokasi kejadian.

Dua orang berhasil ditembak mati dalam penggerebekan itu. Mereka adalah Satriandi dan rekannya, Ahmad Royani. Ahmad diketahui sebagai pengawal pribadi Satriandi yang selama ini menjadi buronan kasus narkoba dan pembunuhan.

Sementara seorang tersangka lainnya, Randi Novrianto berhasil ditangkap dalam keadaan hidup.

"Ini merupakan bentuk ketegasan kita melawan narkoba. Lebih baik begini (menembak mati pelaku) dibanding generasi muda kita terancam," ujar Kapolda.

Pewarta: Anggi Romadhoni
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019