Karena teduh, tempat kubangan tersedia juga. Pada saat malam harinya kawanan gajah ini akan keluar mencari makan ke kebun sawit warga
Pekanbaru (ANTARA) - Operasi penggiringan enam ekor gajah sumatra (Elephas maximus sumatranus) liar di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) oleh tim gabungan dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Riau dan WWF belum membuahkan hasil. 

“Kawanan gajah liar hanya berputar di sekitar areal kebun karet tua yang sudah lama tidak dirawat,” kata Ketua Tim Penanggulangan Konflik Gajah dan Manusia di Inhu Hansen Siregar ketika dihubungi dari Pekanbaru, Sabtu.

Sudah sekitar dua pekan enam ekor gajah sumatra  liar berkeliaran di perkebunan warga setempat. Gajah tersebut berasal dari kantong gajah Tesso Nilo, dan kini mereka berputar-putar di Kecamatan Peranap dan Kelayang.

Lokasi gajah liar paling banyak di Peranap. Sebanyak empat ekor saat ini dalam proses penghalauan tim gabungan menggunakan dua ekor gajah jinak bernama Rahman dan Indro.

Hansen menjelaskan gajah liar tersebut seperti terjebak di areal kebun karet tua karena memang setiap siang harinya kawanan gajah menjadikan tempat tersebut untuk beristirahat.

Baca juga: Berpeluang terjadi kepunahan lokal, delapan kantong gajah Riau kritis

“Karena teduh, tempat kubangan tersedia juga. Pada saat malam harinya kawanan gajah ini akan keluar mencari makan ke kebun sawit warga,” katanya.

Untuk strategi selanjutnya, lanjut Hansen, tim akan memindahkan gajah binaan sejauh satu kilometer ke arah barat, dengan maksud untuk memancing kawanan gajah liar keluar dari kebun karet tua dan mendekati gajah binaan.

Operasi penggiringan itu akan mencoba menghalau enam ekor satwa dilindungi itu agar kembali masuk ke kantong gajah Tesso Nilo.

Konflik gajah sumatra dengan manusia ini terjadi akibat kerusakan parah di lanskap Tesso Nilo yang merupakan habitat alami satwa bertubuh bongsor itu.

Baca juga: Konflik Gajah di Riau akibat kerusakan parah lanskap Tesso Nilo

Baca juga: Rahman dan Indro akan halau enam gajah liar di Riau

 

Pewarta: FB Anggoro
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2019