Mina (ANTARA News) - Usai melontar jumroh Aqobah, sekitar 215 ribu jemaah Indonesia kini memasuki hari kedua tinggal di Mina, Kamis dan akan menyelesaikan rangkaian ibadah haji lontar jumroh Ula, Wustho, dan Aqobah hingga 2-3 hari berikutnya. Prosesi pelontaran berlangsung aman, tak terlalu berdesak-desakan karena lokasi jamarot kini sudah diperluas. Pemerintah setempat membangun tempat pelontaran menjadi tiga lantai dengan jalan melingkar sehingga terasa lebih aman bagi jemaah haji. Meski begitu, askar (petugas keamanan Arab Saudi) tetap berkeliaran dimana-mana. Setiap jemaah berhenti di tepi, apalagi di tengah jalan segera diperintahkan untuk segera melanjutkan perjalanan. Jika menjumpai orang membawa tas atau bungkusan besar di kawasan pelontaran, maka akan segera diperiksa oleh Askar karena tas tak boleh dibawa dan harus dititipkan. Hanya dengan cara itu, diharapkan tak terjadi penumpukan orang di setiap jalan yang dapat mengganggu kerumunan orang melintas. Maktab-maktab di Mina yang luasnya berhektar-hektar kini tampak bagai pasar raksasa, diisi lebih dari tiga juta jemaah dari seluruh dunia yang berlalu lalang. Wilayah Mina yang sepanjang tahun bagai kota mati dan kini tiba-tiba riuh dengan manusia telah dibagi-bagi berdasarkan kawasan, misalnya jemaah Asia Tenggara, Afrika Utara, Afrika, jemaah Eropa, jemaah Timur Tengah, jemaah Asia Selatan, dan lain-lain. Jemaah mengenakan baju ihrom putih mendominasi keramaian, selebihnya jemaah wanita Timur Tengah yang biasanya menggunakan kostum hitam atau kerudung berwarna lain seperti dikenakan jemaah Asia Selatan atau jemaah Turki. Gema takbir terdengar dimana-mana. Petugas sibuk mengatur jemaah berbaris dan berdesak-desakan menuju kawasan pelontaran jumroh. Sedangkan petugas kesehatan pun nampak tak kalah sibuk. Mobil Palang Merah Arab Saudi mondar-mandir di lingkungan perkemahan Mina. Maktab Indonesia bersebelahan dengan Malaysia. Hanya dipisahkan jalan raya. Maktab-maktab Indonesia dibanding maktab negara lainnya jauh lebih ramai dan tampak lebih sibuk. Keadaan itu bisa dimaklumi karena jemaah Indonesia menempati urutan paling banyak, disusul Pakistan dan Turki serta Iran. Hingga hari kedua rangkaian puncak haji di Mina, tercatat sebanyak lima orang meninggal sehingga total jemaah haji Indonesia yang wafat di tanah suci mencapai 103 orang. Perkembangan mengejutkan terjadi di bidang kesehatan, yaitu dalam tiga jam terakhir pada Kamis dini hari waktu setempat tercatat 129 orang harus dirawat di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI).(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007