Jakarta (ANTARA) - Teater Ruang Hening asal Semarang menghadirkan pertunjukan wayang dongeng lakon bertajuk Si Kancil Tobat di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Sabtu.

Sutrisno, sutradara Teater Ruang Hening, mengatakan dongeng si Kancil yang sudah terkenal dari generasi ke generasi disajikan dalam paduan teater dan wayang.

"Kami akan terus menciptakan karya tontonan baru, dengan harapan kesenian teater Indonesia akan terus dicintai," kata Sutrisno dalam keterangan pers dari Galeri Indonesia Kaya, Sabtu.

Si Kancil Tobat bercerita tentang bagaimana perilaku saling hasut dan adu domba dapat merusak keharmonisan dan persatuan bangsa.

Seperti yang dilakukan si Kancil kepada teman-temannya, menciptakan suasana kacau balau dalam hutan.

Dalam pertunjukan berdurasi kurang lebih satu setengah jam ini, para seniman memadukan teater dan rel pakem Wayang Purwa yang meliputi Jejeran, Kedhatonan, Paseban, Bedholan dan Jejer Sabrang.
 
Si Kancil Tobat oleh Teater Ruang Hening di Galeri Indonesia Kaya, mal Grand Indonesia, Jakarta, Sabtu (13/4/2019). (HO/Galeri Indonesia Kaya)


Dialog yang dilakukan dalam pertunjukan ini menggabungkan antara video mapping, sebuah teknik yang menggunakan pencahayaan dan proyeksi sehingga dapat menciptakan ilusi optik pada objek-objek, serta video art, jenis seni yang bergantung pada gambar bergerak dan terdiri dari video atau audio data. Kombinasi menggunakan beragam instrumen ini membentuk satu kesatuan harmoni pewayangan.

Teater Ruang Hening bergerak dalam seni teater, dan kearifan budaya lokal terutama "Jawa dengan bahasa Jawa". Karya yang sudah dipentaskan sepanjang 2015 hingga 2018 adalah Mijil, Asmaradhana, Kinanti dan Megatruh.

Teater Ruang Hening pentas di dalam kota terutama Kabupaten Semarang, Salatiga dan sekitarnya, keliling kampung dan juga pentas keliling kota seperti Bojonegoro, Pekalongan, Wonogiri, Yogyakarta, Ambarawa dan kota-kota lainnya.

Teater ini adalah salah satu dari 14 kelompok terpilih dalam program Ruang Kreatif: Seni Pertunjukan didampingi oleh para mentor yang ahli dalam bidangnya seperti, Garin Nugroho, Eko Supriyanto, Ratna Riantiarno, Rama Soeprapto, Djaduk Feriyanto, Tinton Prianggoro, Iswadi Pratama, Ruth Marini, Subarkah Hadisarjana, Hartati, dan Butet Kartaredjasa.



Baca juga: Teater Pandora tampilkan kondisi perpolitikan melalui ludruk

Baca juga: Kolaborasi Purnati dan Suzuki Tadashi akan hadirkan teater kontemporer "Dionysus"



 

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2019