Kediri (ANTARA) - Para siswa dan guru di sekolah tempat almarhum Budi Hartanto di SDN Banjarmlati II, Kota Kediri, Jawa Timur, korban mutilasi asal Kediri, menggelar doa bersama dan berharap agar pembunuh almarhum bisa segera ditangkap.

Luki Istiardi, salah seorang guru di sekolah itu mengatakan anak-anak sangat berduka dengan kepergian almarhum. Untuk itu, doa bersama dilakukan agar almarhum tenang dan diterima di sisi Tuhan.

"Ini adalah bentuk penghormatan terakhir kami sebagai keluarga dan rekan kerja korban di sekolah kepada korban semoga kasusnya segera terungkap dan arwahnya tenang disisi-Nya," katanya di Kediri, Kamis.

Doa bersama itu dilakukan di halaman sekolah. Para murid duduk bersama lalu dipimpin oleh guru berdoa bersama. Setelahnya mereka juga bersama-sama menuju rumah duka, di Kelurahan Tamanan, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri.

Kedatangan para murid dan para guru yang merupakan rekan almarhum juga disambut keluarga. Namun, tangis haru langsung pecah ketika doa dipanjatkan untuk almarhum.

Keluarga almarhum juga masih berduka dengan kajadian ini. Mereka juga berharap, agar polisi segera mengusut kasus ini dan menemukan pelaku yang tega membunuh Budi Hartanto.

Sementara itu, proses penyidikan kasus tersebut masih dilakukan hingga kini, pascakorban ditemukan pada Rabu (3/4). Korban ditemukan meninggal dunia terbungkus di dalam koper. Bahkan, korban dimutilasi. Bagian kepala korban hingga kini belum ditemukan.

Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Kota Blitar AKP Heri Sugiono mengatakan Polda Jatim ikut membantu mengungkap kasus ini. Sejumlah saksi juga sudah diperiksa guna mengetahui kasus tersebut.

Hingga kini, Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jawa Timur telah memeriksa 13 saksi terkait kasus mutilasi di Desa Karanggondang, Kecamatan Undanawu, Kabupaten Blitar, tersebut.

"Kami sudah memeriksa 13 saksi dan akan kami lakukan yang namanya ekspos nanti kalau perkembangan secara signifikan sudah kami ketahui," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera di Surabaya.

Barung mengatakan, saat ini polisi tengah bergerak di locus delicti atau tempat kejadian perkara (TKP) ditemukannya mayat dalam koper dan menemukan beberapa catatan, seperti sayatan-sayatan bekas luka yang ditinggalkan.

Tim Identifikasi masih bekerja untuk melihat apakah bekas yang ditinggalkan itu menyangkut dengan lamanya tempos waktu meninggalnya korban dengan waktu sayatan itu terjadi.

Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019