Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perdagangan merumuskan upaya mendongkrak ekspor dalam jangka pendek dan menengah yang menjadi salah satu pembahasan dalam Forum Group Discussion (FGD) para mantan menteri perdagangan di Kantor Kemendag, Jakarta.

"Untuk jangka pendek, yang tidak terlalu banyak dibahas adalah bagaimana mengidentifikasi hambatan eksportir dalam mengekspor barang. Bagaimana ini bisa dipermudah dan difasilitasi," kata Mantan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu di Jakarta, Senin.

Selain itu, lanjut Mari, yang tidak kalah penting adalah bagaimana mendorong investasi masuk ke Indonesia.

Sementara untuk jangka menengah, Mari menyampaikan yang terpenting adalah meningkatkan daya saing.

"Kita tidak bisa mengandalkan komoditi dan produk tertentu, karena saat ini ada global value chain. Sehingga peningkatan daya saing perlu diperhatikan," ungkap Mari.

Sementara itu, Mendag Enggartiasto Lukita menyampaikan, sudah ada upaya untuk mengidentifikasi hambatan yang dilakukan oleh eksportir.

"Jadi, berbagai hal kita lakukan, karena kita sudah masuk juga ke Kementerian/Lembaga, karena kita sampaian kita mau lakukan ini dan tentu lembaga terkait sudah melakukan hal itu," ungkap Enggar.

Dalam pertemuan para mantan menteri perdagangan tersebut, defisit anggaran yang saat ini terjadi menjadi salah satu pembahasan serius.

Kendati demikian, hampir seluruh mantan menteri perdagangan yang hadir menyampaikan agar defisit anggaran tidak semata-mata dilihat dari angkanya saja, namun perlu dilihat lebih dalam terkait penyebab tingginya impor.

"Impor yang tinggi itu dari bahan baku dan barang modal, karena investasi dan pembangunan kita yang meningkat, yang baru bisa dinikmati beberapa tahun mendatang," ungkap Enggar.

Dalam FGD tersebut, hadir mantan menteri perdagangan Mari Elka Pangestu, Gita Wirjawan, mantan wamendag Bayu Khrisnamurti, Rahadi Ramlan, Muhammad Lutfi Bob Hasan, hingga Arifin Siregar.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019