Banda Aceh (ANTARA) - Dinas Kesehatan Aceh Jaya menyatakan kasus stunting atau anak dengan kekerdilan  di Kabupaten Aceh Jaya masih sangat tinggi yakni pada tahun 2019 telah mencapai 814 kasus sehinga perlu adanya pananganan bersama untuk menurunkan angka tersebut.

"Jumlah penderita stunting atau kondisi gagal pertumbuhan tubuh dan otak pada anak akibat kekurangan gizi mengalami peningkatan, sehingga perlu kolaborasi dari semua pihak untuk menekan angka ini," kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Jaya dr Hasri di Aceh Jaya, Kamis.

Ia menyebutkan kasus stunting di Aceh Jaya pada tahun 2016, 996 orang, 2017 sebanyak 1.089 orang dan pada tahun 2018 sebanyak 1085 orang. Jumlah tersebut mengalami peningkatan jika dibandingkan dari tahun 2016 ke tahun 2017 dan ada sedikit penurunan pada tahun 2018.

Ia menjelaskan ada beberapa faktor penyebab stunting diantaranya kekurangan gizi dalam waktu lama yang terjadi sejak janin dalam kandungan sampai awal kehidupan anak (1.000 hari pertama kehidupan).

Penyebab lainnya adalah rendahnya akses terhadap makanan bergizi, rendahnya asupan vitamin dan mineral dan buruknya keragaman pangan dan sumber protein hewani.

Kemudian pola asuh yang kurang baik terutama pada perilaku dan praktik pemberian makan kepada anak juga menjadi penyebab kekerdilan pada anak.

Menurut dia untuk menurunkan angka stunting di Aceh Jaya maka diperlukan koordinasi, kolaborasi dan integrasi lintas bidang di Dinkes, dan juga semua pemangku kepentingan.

Ada pun beberapa penanganan yang dapat dilakukan diantaranya pemberian makanan yang tepat yakni pemberian makanan bagi bayi dan anak tingkat Posyandu oleh kader dan tenaga kesehatan, pemantauan berat badan balita secara teratur di Posyandu dan Gerakan 1000 HPK.

Baca juga: Stunting di Aceh Tengah lebih tinggi dari angka nasional
Baca juga: Hampir 2.000 balita di Kotabaru termasuk kerdil
Baca juga: 70 persen upaya penurunan stunting di luar sektor kesehatan

Pewarta: M Ifdhal
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019