Trenggalek, Jatim (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur mengerahkan satu unit alat berat untuk menyingkirkan material longsor yang menutup jalur alternatif antarkabupaten di kawasan Selingkar Wilis, Desa Dompyong, Trenggalek, Ahad.

Aksi gotong-royong yang dilakukan sejak pagi hingga siang itu akhirnya berhasil memulihkan akses alternatif yang menghubungkan Kabupaten Trenggalek dengan Tulungagung dan Ponorogo.

Namun potensi longsor susulan diperkirakan masih berpotensi terjadi mengingat penanganan pascabencana oleh BPBD bekerja sama dengan lintas-OPD dan lintas instansi itu masih bersifat sementara.

"Akses jalan sekarang sudah bisa dilalui kendaraan roda empat, termasuk bus DAMRI jurusan Tulungagung-Trenggalek-Ponorogo yang sebelumnya sempat terjebak kemacetan (akibat longsor) hingga beberapa jam," kata Camat Bendungan Nur Kholiq di Trenggalek.

Tidak ada korban jiwa dalam serangkaian peristiwa longsor yang terjadi sporadis di wilayah Trenggalek pada Sabtu (2/3) sore tersebut.

Namun dampak guguran tebing di jalur utama Kecamatan Bendungan membuat akses jalan arteri di Selingkar Wilis yang juga menghubungkan dengan Kecamatan Pagerwojo, Tulungagung itu praktis putus total.

Kendaraan, terutama roda empat ke atas tidak bisa lewat hingga proses normalisasi dilakukan pada Minggu siang.

"Saat ini sudah bersih dan bisa dilalui kendaraan roda empat seperti bus DAMRI yang biasa lewat. Namun bagi masyarakat agar selalu berhati-hati karena kondisi masih licin," ujarnya.

Sebelum alat berat datang, tim gabungan BPBD-TNI-Polri bersama masyarakat membersihkan material dengan peralatan seadanya untuk membuka akses jalan.

Proses pembersihan material longsor tahap pertama difokuskan pada titik terparah yang berada di dekat sekolah.

Material tanah yang ambrol dari tebing 15 meter dikeruk dan disingkirkan dari badan jalan.

Beberapa lokasi lainnya yang rata-rata berada di jalur antarkabupaten tersebut juga mengalami longsor, sehingga proses pembersihan membutuhkan waktu lebih dari tiga jam.

Normalisasi sebenarnya sudah mau dilakukan pada Jumat sore atau sesaat setelah bencana longsor terjadi.

Namun karena waktu beranjak sore, cuaca mulai gelap dan hujan masih mengguyur, gerakan pembersihan bersama warga ditunda pada Minggu pagi.

Berdasarkan data BPBD Trenggalek, hujan deras pada Sabtu (2/3) juga mengakibatkan longsor di wilayah Desa Kembang, Kecamatan Pule.

Longsor tersebut juga disertai pohon tumbang, hingga membuat jalan dan saluran irigasi di lokasi tertutup.

Baca juga: Sembilan rumah rusak akibat tanah longsor di Trenggalek
Baca juga: Warga Trenggalek tutup retakan tebing cegah longsor
Baca juga: Angin puting beliung rusak sejumlah rumah warga di Trenggalek

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019