Kepulauan Sangihe (ANTARA News) - Ratusan warga di Kecamatan Tabukan Utara, Sangihe, Sulawesi Utara, mendeklarasikan `Stop buang air besar sembarangan(BABS)`.

Kepala Puskesmas Enemawira, dr. Marsye Verawati Ohy, di Sangihe, Selasa, mengatakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat di kecamatan Tabukan Utara, kegiatannya diawali dengan pendekatan sanitasi total berbasis masyarakat (STBM).

"Kegiatan STBM di beberapa kampung itu, difokuskan pada pilar pertama, yaitu Stop BABS," katanya.

Menurut dia, empat pilar lainnya juga dilakukan secara bersamaan yaitu, cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum dan makan rumah tangga, pengelolaan sampah rumah tangga serta pengelolaan limbah cair rumah tangga dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan.

Prosesnya melalui pendataan, sosialisasi, pemicuan, monitoring, verifikasi dan pleno.

Dikatakannya, pada medio 2017 dilakukan pemicuan oleh petugas Puskesmas didampingi petugas dari Dinas Kesehatan Sangihe.

Langkah pemicuan tersebut memberi dampak positif bagi warga karena membawa perubahan perilaku.

Akhirnya, dengan memanfaatkan dana desa masing-masing mereka berhasil membangun ratusan jamban permanen.

Kesungguhan hati mereka itu kemudian dibuktikan dengan menyatakan deklarasi.

"Deklarasi itu merupakan komitmen dan kesepakatan masyarakat untuk menyatakan sikap keluar dari perilaku hidup yang tidak sehat menjadi perilaku hidup bersih dan sehat," ujar Marsye.

Sesuai kebiasaan turun temurun, warga kampung di Sangihe bila akan BAB, cukup mencari tempat terlindung seperti di semak/hutan, sungai atau tepi pantai.

"Saat ini, berkat program `Stop BABS`, ribuan rumah tangga di Sangihe sudah memiliki jamban sehat yang permanen," kata Marsye.

Baca juga: Jamban dan kebiasaan BABS
Baca juga: Menteri PPN: 25 juta orang Indonesia masih BABS

Pewarta: Jerusalem Mendalora
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019