London (ANTARA News) - Menteri Pertanian (Mentan) Anton Apriyantono memulai kampanye promosi kelapa sawit yang berkelanjutan (Promotion of Indonesia Sustainable Palm Oil) di Eropa, menyusul munculnya anggapan perkebunan kelapa sawit Indonesia sebagai penyebab kerusakan hutan. "Selama ini ada anggapan di masyarakat internasional bahwa perkebunan kelapa sawit penyebab terjadinya kerusakan hutan dan lingkungan serta orang utan di Indonesia yang sepenuhnya tidak benar," katanya kepada ANTARA di London, Selasa. Mentan melakukan kunjungan kerja selama tiga hari dari 1-3 Oktober di Kerajaan Inggris didampingi Dirjen Pemasaran dan Pengelolaan Pertanian Djoko Damardjati, Direktur Eksekutif Dewan Minyak Sawit Indonesia dan Direktur Penelitian PT Sinas Mas Tony Liwang serta Wakil Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Derom Bangun. Kampanye itu digelar di beberapa negara di Eropa seperti Inggris, Belanda dan Brusel yang ditujukan tidak saja kepada kalangan pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan media masa tetapi juga swasta dan pengusaha di Inggris. Menteri mengakui bahwa banyak suara-suara yang mengambarkan perkebunan kelapa sawit Indonesia merusak hutan dan linkungan serta orang utan yang sepenuhnya tidak benar, sehingga pada akhirnya mempengaruhi konsumen kelapa sawit Indonesia di Eropa. Diharapkan dengan kunjungannya dan mengadakan pertemuan dengan berbagai pihak baik pemerintah Inggris seperti dengan Menteri Lingkungan, Makanan dan Pedesaan Hilary Benn, LSM Inggris serta media massa yang tergabung dalam Foreign Press Association ada pemahaman yang lebih baik. Menurut Menteri, Indonesia tengah mengupayakan dan mempromosikan kelapa sawit berkelanjutan serta melakukan penandatangan kerjasama dengan pemerintah Malaysia, dengan meluncurkan kegiatan bersama dalam kampanye mengubah pandangan dunia terhadap penanaman kelapa sawit. Dikatakannya saat berdialog dengan Menteri Lingkungan, Hilary Benn sangat memahami akan situasi Indonesia dan berharap bisa malakukan kampanye untuk mendapatkan informasi yang seimbang, "Saya datang untuk memberikan klarifikasi dan juga menyampaikan upaya yang dilakukan pemerintah dalam penanganan masalah kelapa sawit dilakukan secara berkelanjutan," ujarnya. Sementara itu Wakil Ketua GAPKI, Derom Bangun mengemukakan kunjungan kerja Mentan di Inggris ini adalah untuk memberikan penjelasan kepada berbagai pihak di Eropa agar memperoleh gambaran yang lebih tepat yang menyangkut perkebunan kelapa sawit. "Media massa di Eropa maupun di Amerika sering menyebutkan bahwa perkebunan kelapa sawit merusak lingkungan dan membakar hutan dan membuat satwa langkah punah," ujarnya, dengan menambahkan bahwa pihaknya justru ingin menjaga agar tidak terjadi hal hal seperti itu. Sementara itu, Ketua Harian Dewan Minyak Sawit Indonesia, Rosediana Suharto, mengakui selama ini memang tidak ada komunikasi dengan pihak luar khususnya dengan LSM. "Sudah saatnya dilakukan komunikasi dengan berbagai pihak yang menyangkut penanaman kelapa sawit yang selama ini dituding sebagai penyebab dari rusaknya lingkungan," katanya. Ia mengakui bahwa penanaman kelapa sawit selama ini Indonesia selalu dipojokkan dan dituding sebagai penyebab rusaknya lingkungan dan diharapkan dengan kunjungan ke beberapa negara akan membuka komunikasi dengan berbagai pihak. Pada kesempatan itu Panut Hadisiswoyo SS.MA dari Somatran Oranghutan Society - Oranghutan Information Centre mengakui adanya permasalahan dan tumpang tindih dalam penanaman minyak sawit di Indonesia. "LSM tidak pernah melakukan boikot terhadap penanaman minyak sawit, tetapi sebaiknya pihak pemerintah melakukan suatu kebijakan dan komitmen bersama dalam upaya mengatasi masalah penanganan kerusakan hutan yang disebabkan dari penanaman kelapa sawit. Sementara itu, Tony Liwang mengatakan bahwa produk kelapa sawit sangat besar kontribusinya dalam perekonomian Indonesia, khususnya pada saat terjadinya krisis keuangan dan terbukti dalam pemulihan ekonomi nasional. Diakuinya perkembangan kelapa sawit dalam sepuluh tahun terakhir cukup besar, akibatnya ada hal hal yang tidak diharapkan terjadi, namun sejak tiga tahun terakhir para pengusaha kelapa sawit melakukan forum bersama untuk melakukan penangangan produk kelapa sawit dengan benar. Dalam forum yang terdiri dari berbagai negara di dunia itu Indonesia memberikan sumbangsih yang cukup besar, khususnya dalam penyelamatan lingkungan, dan diharapkan kelapa sawit bukan menjadi ancaman tetapi justru menjadi berkah bagi bangsa dan negara. (*)

Copyright © ANTARA 2007