Pendidikan merupakan hak dasar semua orang dan semua anak Indonesia punya hak pendidikan yang sama sehingga Pemerintah Indonesia harus memberikan itu kepada semua anak Indonesia meskipun berada di luar negeri,
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhajdir Effendy mengatakan semua anak Warga Negara Indonesia (WNI) berhak mendapatkan pendidikan.

"Pendidikan merupakan hak dasar semua orang dan semua anak Indonesia punya hak pendidikan yang sama sehingga Pemerintah Indonesia harus memberikan itu kepada semua anak Indonesia meskipun berada di luar negeri,” kata Mendikbud dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Kamis.

Mendikbud menjelaskan  pemenuhan pendidikan bagi anak-anak Indonesia di wilayah Sabah, Malaysia saat ini masih mengalami sejumlah hambatan. Pada tataran kebijakan, terdapat larangan bagi anak-anak pekerja asing untuk mengikuti kegiatan belajar di Sekolah Kebangsaan Malaysia. Akibatnya, sekolah-sekolah swasta menjadi alternatif terakhir dengan biaya pendidikan yang semakin tidak terjangkau bagi para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang hendak menyekolahkan anak-anaknya.

Untuk itu, pendirian Community Learning Center (CLC) di kebun-kebun kelapa sawit merupakan upaya pemerintah Indonesia untuk memaksimalkan pelayanan pendidikan di Tawau, Sabah, Malaysia. Namun pemenuhan pendidikan melalui CLC hanya menyediakan hingga jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), sehingga untuk melanjutkan ke jenjang selanjutnya, siswa di CLC harus menempuh pendidikan di Indonesia.

Melalui program gerakan Sabah Bridge, salah satu gerakan sosial non-profit yang diinisiasi oleh para pendidik utusan kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), lulusan CLC dapat difasilitasi untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Indonesia.  Bekerjasama dengan sekolah mitra setingkat SMA/SMK yang berada di indonesia, Program Sabah Bridge memberikan beasiswa baik dari yayasan maupun dari beasiswa repatriasi yaitu beasiswa untuk melanjutkan pendidikanya di Indonesia.

Untuk 2019 Kemendikbud akan membuka beasiswa repratiasi bagi 500 orang anak lulusan CLC agar melanjutkan pendidikan di Indonesia. Jumlah ini cukup signifikan dibandingkan 2018, yang hanya berjumlah 100 orang anak.

Saat bertemu dengan Mendikbud di CLC Ladang Giram, Khoiriyah Ulfa mewakili para guru, mengungkapkan mereka tidak hanya memulangkan siswa CLC ke Indonesia, tetapi juga akan membina  hingga lulus SMA.

“Tahun ini merupakan tahun ke dua anak-anak sabah akan memasuki bangku kuliah dan tahun ini ada sekitar 1000 lebih anak yang lulus dari CLC SMP, baik di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK) maupun dari CLC di Sabah. Kami akan bina terus hingga mereka sukses,” ungkap guru bina tahap VIII, CLC Putra Bangsa Batu itu.

Khoiriyah menambahkan, pada 2019 program Sabah Bridge sudah memasuki tahun kelima dan lebih dari 400 anak sudah berada di Indonesia untuk melanjutkan pendidikannya.
 
Saat ini, sudah terdapat 218 lulusan CLC dan SIKK sejak 2016 hingga 2018 yang melanjutkan pendidikannya di universitas-universitas unggulan di Indonesia seperti Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), Universitas Diponegoro (UNDIP), Universitas Padjajaran (UNPAD), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan universitas-universitas ternama lainnya. Ini merupakan bukti bahwa mereka juga mampu bersaing meskipun mereka berasal dari CLC. Saat mereka kuliah pun, mereka dapat berbicara di forum-forum internasional di luar negeri.

Seorang lulusan CLC Permodalan ini, M Asdar, saat ini sedang menempuh pendidikan jurusan Hubungan Internasional di Universitas Padjajaran (UNPAD) Bandung. Asdar mengungkapkan rasa syukurnya bisa merasakan indahnya pendidikan hingga jenjang unviersitas.      
 

Pewarta: Indriani
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2019