Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia meminta dunia internasional untuk memberi kesempatan bagi ASEAN dan negara-negara anggotanya untuk membantu Myanmar dalam upaya mengatasi permasalahan di Rakhine state.
   
"Yang saya ingin sampaikan kepada dunia internasional melalui PBB agar ASEAN diberi 'space' ("ruang") agar dapat berkontribusi lebih banyak di Myanmar," kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi usai menghadiri Debat Terbuka Dewan Keamanan PBB di New York, seperti disampaikan dalam pesan video singkat dari Kementerian Luar Negeri yang diterima di Jakarta, Rabu. 
   
Menurut Menlu RI, pemerintah Myanmar pada prinsipnya sudah setuju untuk ASEAN turut membantu lebih banyak dalam isu terkait dengan Rakhine state. 
   
"Saya juga sampaikan hasil pertemuan menteri luar negeri ASEAN di Chiang Mai, Thailand kemarin, dimana ASEAN diberikan 'space' oleh Myanmar untuk berikan kontribusi," ujar Retno.
   
Menlu Retno menyebutkan bahwa ASEAN pun telah menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Myanmar melalui Badan Pusat Koordinasi ASEAN untuk Bantuan Kemanusiaan (AHA Centre), dan bantuan tersebut di luar dari bantuan yang diberikan secara mandiri oleh beberapa negara anggota ASEAN.
   
Selain itu, kata dia, ASEAN juga berupaya untuk membantu Myanmar dalam mempersiapkan kembalinya para pengungsi Rohingya dari Cox's Bazar, Bangladesh untuk kembali ke Rakhine state. Menlu RI menyebutkan bahwa AHA Center bersama dengan Sekretariat ASEAN dan pemerintah Myanmar pun membuat kerangka acuan (term of reference/ToR) untuk persiapan repatriasi pengungsi Myanmar tersebut.
   
"ToR sudah disepakati dan akan dilakukan dua misi. Untuk misi pendahuluan mempersiapkan menjelang repatriasi, receiving center (pusat penerimaan), tempat transit, dan lain-lain," jelasnya.
   
"Misi kedua lebih komprehensif. Di ToR disebutkan bahwa misi tersebut akan ada di sana selama satu tahun. Intinya, tetap mempersiapkan repatriasi. Jadi ada banyak hal yang kemungkinan bisa dilakukan ASEAN, dan ASEAN pada prinsipnya siap (membantu)," lanjut Menlu Retno.

 

Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019