Jakarta, 3/11 (ANTARA News) -  Inovasi pelayanan di rumah sakit sejalan dengan implementasi revolusi mental yang harus dilakukan oleh tiap fasilitas kesehatan dalam memberikan pelayanan pada masyarakat.

Dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu, Asisten Deputi Bidang Pelayanan Kesehatan di Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan  Andi Rahmadi mengatakan rumah sakit diupayakan mengoptimalkan pelayanan kesehatan yang bermutu, responsif dan tidak diskriminatif kepada masyarakat guna mendorong manajemen rumah sakit untuk berinovasi terkait penyelenggaraan pelayanan fasilitas kesehatan.

"Dengan internalisasi Revolusi Mental, peserta akan membawa perubahan yang lebih baik terkait pelaksanaan etika rumah sakit, pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien sejalan dengan inovasi-inovasi yang sudah ada di rumah sakit. Tinggal nanti perlu dijalankan sistem monitoring dan evaluasinya," kata Andi dalam pelatihan Gerakan Nasional Revolusi Mental. 

Adi Fraditha salah satu peserta dari RSUD Doris Sylvanus Provinsi Kalimantan Tengah mengatakan perubahan dan komitmen pada nilai integritas, etos kerja dan gotong royong harus dijalankan sebagai inovasi dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan, sehingga tercapai pelayanan prima, yang berarti cepat, tepat dan bersahabat.

Seusai pelatihan, para peserta yang mewakili provinsi-provinsi berbeda itu menyempatkan diri untuk berdiskusi terkait inovasi-inovasi yang sudah dijalankan.

Ikhwan Hamzah sebagai perwakilan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Moewardi Jawa Tengah dalam pelatihan tersebut, menyampaikan jika di tempatnya sudah ada bentuk pelayanan yang sesuai dengan Revolusi Mental.

Seperti pelayan Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang cepat tanpa diskrimantif dan pelayanan antrian operasi elektif yang bisa menunggu di rumah dan juga keberadaan jalur cepat (Fast track) bagi pasien disabilitas, anak-anak, ibu hamil dan orang tua.

“Sebenarnya dalam kegiatan pelayan kami di rumah sakit sudah banyak yang sesuai dengan revolusi mental,” tutur Ikhwan.

Hal senada diungkapkan pula oleh Ni Ketut Sri Handayani, yang berasal dari RSUD Tabanan Bali menginformasikan bahwa di tempatnya mengabdi terdapat program berupa pengantaran obat gratis dengan jangkauan radius 35 kilometer. 

"Program tersebut merupakan inisiatif supaya memangkas padatnya antrian di depan loket dan juga sebagai jawaban atas keluhan masyarakat terkait lamanya peracikan obat," ungkapnya.

Bahkan, Tabanan juga memiliki inovasi-inovasi lain terkait pelayanan kesehatan seperti sistem pendaftaran daring, pengelolaan sampah medis dengan transporter, informasi kamar dan antrean kamar secara daring, pelayanan geriatri hingga registrasi satu pintu.

Dalam kesempatan yang sama, Farida, Perwakilan RSUD Labuang Baji Provinsi Sulawesi Selatan menambahkan jika keberadaan inovasi pelayanan yang sukses akan menjadi teladan yang baik bagi yang lainnya. 

"Sebagai percontohan, Sistem Rujukan Terpadu (SISRUTE) merupakan terobosan nasional yang pada awalnya dikembangkan oleh RSUD Dr. Wahidin Sudirohusodo di Sulawesi Selatan,” ungkap Farida.*


Baca juga: 2 UPT Kemensos raih penghargaan pelayanan publik

Baca juga: Surabaya raih penghargaan Top 99 Sinovik


 

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018