Jakarta  (ANTARA News) - Penyelenggaraan ketiga pesta multi-cabang olahraga disabilitas tertinggi Asia (Asian Para Games 2018) telah mengukirkan sejumlah sejarah bagi negara-negara peserta baik sebagai juara ataupun hanya sebagai peserta.

"Di arena, pertandingan telah mendatangkan kesuksesan. Sejumlah negara seperti Laos dan Timor Leste telah mendapatkan medali pertama dalam sejarah keikutsertaan mereka, di sini, di Indonesia," kata Presiden Komite Paralimpiade Asia (APC) Majid Rashed dalam pidato penutupan Asian Para Games 2018 di Stadion Madya Senayan Jakarta, Sabtu malam.

Selain dua kontingen itu, kontingen Filipina dan kontingen Kuwait juga meraih medali emas pertama mereka di Indonesia sepanjang mengikuti Asian Para Games.

"Asian Para Games ini menjadi keikutsertaan pertama bagi kontingen Bhutan, selain jumlah peserta terbesar yaitu 43 negara peserta," kata Majid.

Majid juga menyebut sejarah bagi atlet-atlet Korea untuk bertanding dan bersatu sebagai satu tim dalam pertandingan para game.

"Mereka bukan hanya meraih satu medali pada cabang renang. Mereka juga meraih medali perak pada cabang tenis meja," katanya.

Majid juga menyampaikan terimakasih kepada Presiden Joko Widodo yang telah berperan aktif dalam upacara pembukaan Asian Para Games 2018.

"Pertandingan ini juga telah menciptakan 15 rekor dunia selain 75 persen para peserta telah naik podium selama delapan hari penyelenggaraan," ujarnya.

APC, menurut Majid, juga mengucapkan terimakasih kepada Panitia Penyelenggara Asian Para Games 2018 (INAPGOC) yang telah mewujudkan pergelaran dengan profesional dalam waktu yang singkat. 

Baca juga: Indonesia kelima, 11 negara kembali tanpa medali
Baca juga: Terima kasih kepada pemenang kemanusiaan!

Pewarta: Imam Santoso
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2018