Jakarta (ANTARA News) - PDI Perjuangan meluncurkan yel-yel dan atribut partai yang ditujukan kepada kaum muda atau milenial dalam menghadapi kampanye Pemilu 2019 mulai 23 September.

Peluncuran yel-yel dan atribut partai diselenggarakan di kantor DPP PDI Perjuangan, Menteng, Jakarta, Kamis, yang dihadiri oleh Ketua Umum PDI Perjuangan  Megawati Soekarnoputri, Sekretaris Jenderal Hasto Kristiyanto, serta sejumlah pengurus partai itu.

Yel-yel yang ditujukan kepada kaum muda itu adalah meneriakkan kata PDI Perjuangan yang diikuti dengan gerakan tiga jari, yakni ibu jari, jari manis, dan kelingking seperti simbol metal yang kemudian disambut dengan teriakan milenial.

Gerakan tiga jari itu melambangkan nomor urut  PDI Perjuangan sebagai peserta Pemilu Legislatif 2019, yakni nomor tiga.

Sedangkan untuk atribut, PDI Perjuangan menggandeng perancang busana untuk mendesain pakaian, jaket, kaos, topi, hijab, dan aksesoris lainnya berwarna merah hitam dengan memunculkan tulisan PDIP.

Menurut Hasto Kristiyanto, PDI Perjuangan selalu menampilkan terobosan baru dalam politik. PDI Perjuangan, kata dia, dikenal sebagai partai ideologis yang modern, dengan sekolah partai yang memberikan pembekalan kepada calon kepala daerah serta calon pemimpin pada struktural partai.

Hasto menambahkan, PDI Perjuangan juga tercatat sebagai satu-satunya partai politik di Asean yang menerima penghargaan kualitas manajemen mutu ISO-9001:2015.

"Pada hari ini, sebagai bentuk kesiapan memasuki tahapan kampanye dan terobosan di dalam melakukan kreativitas politik dengan kegembiraan, serta politik kental dengan tradisi kebudayaan, maka PDI Perjuangan meluncurkan tagline dan atribut partai yang ditujukan untuk kaum muda atau kaum milenial," katanya.

Hasto menjelaskan, desain atribut partai menyentuh alam rasa kaum milenial dan dikerjakan dengan mengedepankan kreativitas.

"Ibu Megawati menaruh perhatian besar terhadap kaum muda. Kami diajarkan berpolitik yang berkebudayaan, dan penuh warna keindonesiaan karena generasi muda Indonesia adalah masa depan Indonesia Raya. Berilah saya sepuluh pemuda maka saya bisa mengubah dunia, pesan Bung Karno," katanya.

Keputusan PDI Perjuangan mencalonkan kembali calon presiden petahana Joko Widodo, menurut Hasto, juga dalam semangat membawa kemajuan bagi Indonesia Raya, yakni semangat kaum muda. Demikian juga dengan Kiai Ma’ruf Amin, menurut dia, berkomitmen menjadikan kepemimpinan setelah tahun 2024 adalah kepemimpinan milenial.

"Dengan demikian, perpaduan Jokowi-Ma’ruf adalah kepemimpinan transisional untuk masa depan Indonesia Raya di mana ke depan tidak  boleh lagi ada berbagai persoalan terkait Pancasila, NKRI dan kebinekaan Indonesia, karena semua untuk kebesaran Indonesia," katanya.

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Sigit Pinardi
Copyright © ANTARA 2018