Jakarta (ANTARA News) - eSports tahun ini turut dipertandingkan pada ajang Asian Games 2018 dalam kategori olahraga eksibisi, digelar mulai 26 Agustus akhir pekan ini.

Bagi orang yang merasa bingung mengapa main gim dikategorikan kompetisi olahraga, Ketua Asosiasi eSports Indonesia (IeSPA) Eddy Lim memberikan gambaran hal-hal yang membedakan gamer, alias pemain gim, dengan atlet sehingga eSports layak masuk ke ajang olahraga.

Seorang atlet eSport memiliki tujuan saat bermain gim, yaitu ingin menjadi juara dan memiliki strategi. Dia berusaha mencari lawan agar kemampuannya meningkat.

Gamer bermain gim untuk kesenangan, tidak ada tujuan khusus.

“Olahraga punya beberapa kriteria, antara lain, dilakukan oleh manusia dan ada kompetisi. eSports masuk ke kategori itu,” kata Eddy saat jumpa pers Konami di Indonesia, Jumat.

eSports, kata Eddy, banyak menggunakan otot kecil, sama dengan ketika orang melakukan olahraga panah atau menembak. Dia mengklaim bahkan bermain eSports lebih banyak menggunakan otot kecil dibandingkan kedua olahraga tersebut.

Meski pun sudah memenuhi kriteria olahraga, eSports tidak langsung dapat masuk ke kompetisi olahraga. Syarat lainnya, untuk dapat masuk ke kompetisi sekelas Asian Games, eSports harus memiliki organisasi.

IeSPA dibentuk sejak 2014 lalu dan sudah berpartisipasi dalam acara olahraga baik yang berskala nasional maupun internasional.

Gim eSports yang masuk ke kompetisi olahraga pun beragam jenisnya, misalnya dalam Asian Games kali ini terdiri mulai dari kategori MOBA hingga olahraga dengan Pro Evolution Soccer 2018 buatan Konami.

Deputy Division Director of Promotion Planning Division Konami Digital Entertainment, Takayuki Kurumada, berpendapat gim ini masuk olahraga eksibisi Asian Games 2018 karena memiliki persamaan dengan sepak bola.

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2018