Banyak godaan untuk menunda, tapi saya memilih untuk lanjut dan fokus
Jakarta (ANTARA News) - Shinta Amalina Havidz menekuni kempo dan meraih medali emas dan perak dari berbagai kompetisi tingkat nasional dan internasional sebelum menempuh pendidikan tinggi dan meraih gelar PhD bidang manajemen perusahaan.

Prestasinya makin lengkap ketika Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI) menganugerahi dia penghargaan sebagai doktor termuda bersama para pemecah rekor di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di Jakarta, Kamis (9/8).

Perempuan yang akrab dipanggil Ita itu bulan lalu menggondol gelar PhD bidang manajemen perusahaan dari Wuhan University of Technology (WUT) pada usia 25 tahun 11 bulan.

"We start this together, so we need to finish it together (Kita memulai ini bersama, jadi kita harus menuntaskannya bersama)," tutur Ita mengutip teman sekelasnya di WUT yang melecut semangat untuk menyelesaikan program S3.

Perempuan asal Jambi itu mengaku menghadapi banyak godaan saat menempuh pendidikan di Ibu Kota Provinsi Hubei yang berada di wilayah tengah daratan Tiongkok tersebut.

"Banyak godaan untuk menunda, tapi saya memilih untuk lanjut dan fokus," kata Ita.

Dia menyelesaikan pendidikan S3 dalam tiga tahun, lebih cepat dari umumnya lama peserta didik menuntaskan pendidikan doktoral di China yang antara empat sampai lima tahun.

Ita mengatakan pencapaian itu tidak lepas dari peran teman-teman sekelas dari berbagai negara, yang saling menyemangati dan membantu mengatasi masalah selama menjalani pendidikan.

Selain itu, keluarganya di Tanah Air juga sangat mendukung upaya Ita menimba ilmu di negeri Tirai Bambu.

Dan selama belajar di China, Ita juga aktif dalam kegiatan seni dan budaya. Beberapa kali dia mendapatkan kesempatan memperkenalkan tarian tradisional khas Nusantara di Kota Wuhan. 

"Dia sangat menginspirasi. Tidak mudah bagi dia yang dalam usia relatif muda sudah bergelar doktor dan sebelumnya telah banyak menorehkan prestasi di arena kempo," kata Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia, Pandu Utama Manggala.

 

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018