Jakarta (ANTARA News) - Deputi V Kantor Staf Presiden Jaleswari Pramodhawardani berbicara peran generasi muda harus lebih proaktif untuk masuk ke ruang diskusi dengan pemerintah dalam proses pembangunan daerah saat Simposium Internasional Perhimpunan Pelajar Indonesia se-Dunia (PPI Dunia) ke-10 di Moskow, Rusia.

"Generasi muda dengan pemikiran-pemikiran kreatifnya harus lebih proaktif untuk masuk ke ruang diskusi dengan pemerintah dalam proses perumusan kebijakan, sehingga perspektif generasi muda dapat diakomodasi dalam arah pembangunan daerah," kata Jaleswari saat menjadi pembicara di Simposium, Selasa.

Menurut Jaleswari, akselerasi pembangunan daerah, khususnya daerah di luar pulau Jawa merupakan salah satu agenda yang menjadi perhatian khusus bagi Presiden Joko Widodo.

Untuk itu, Kata Jaleswari, Presiden Joko Widodo mencanangkan paradigma pembangunan Indonesia Sentris sebagai bentuk upaya pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia, baik bagian barat, tengah, maupun timur.

"Dalam melaksanakan akselerasi pembangunan daerah tersebut, pemerintah telah mencanangkan pembangunan proyek strategis nasional di berbagai daerah," katanya dalam keterangan yang diterima Antara.

Selain itu, lanjutnya, Presiden juga memegang kendali efektif dalam mengawasi proses pembangunan di daerah lewat kunjungan-kunjungan kerjanya ke daerah.

Upaya pemerintah tersebut harus diwarnai dengan masukan dari generasi muda, kata Deputi KSP yang membidangi Kajian dan Pengelolaan Isu-Isu Politik, Hukum, Pertahanan, Keamanan, dan HAM Strategis ini.

"Untuk menuju Indonesia Emas di tahun 2045, harus ada peta jalan bagi generasi muda dalam partisipasi kebijakan publik yang sifatnya strategis, dan periodik. Perlu dipikirkan indikator-indikator apa saja yang harus dicapai oleh generasi muda dalam setiap kerangka waktu tertentu menuju tahun 2045," kata Jaleswari.

Simposium Internasional 2018 tersebut diselenggarakan oleh Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Rusia (PERMIRA) serta PPI Dunia dan mengangkat tema “Kontribusi Pemuda dalam Pembangunan Nasional menuju Indonesia Emas 2045” di National Research University of Higher School of Economy (Moskow, Rusia) dan diselenggarakan pada tanggal 23-27 Juli 2018.

Dalam Simposium tersebut, hadir 150 peserta yang berasal dari 33 perwakilan Perhimpunan Pelajar Indonesia di luar negeri (PPI Negara) dan 11 Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Dimana para peserta mendiskusikan sejumlah hal dalam mengatasi berbagai isu-isu krusial, antara lain, di bidang pendidikan, akselerasi pembangunan daerah, ekonomi kreatif dan pariwisata, serta kesehatan publik.

Selain Deputi V sebagai perwakilan dari Kantor Staf Presiden pada Simposium Internasional 2018 tersebut, hadir sejumlah pembicara lain diantaranya, DR. H. Mahyudin, S.T., M.M. (Wakil Ketua MPR RI), Jend. Pol. Prof. Drs. H. Muhammad Tito Karnavian, M.A., Ph.D. (Kepala Kepolisian Negara RI), Dra. Esthy Reko Astuty, M.Si. (Staf Ahli Kementerian Pariwisata RI), Dr. Ir. Imam Haryono (Staf Ahli Kementerian Perindustrian RI), dan Dr. Dino Patti Djalal (Ketua Asosiasi Dosen Indonesia).

Pewarta: Joko Susilo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018