Surakarta, Jawa Tengah (Antara News) - Apa yang diperoleh dari Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards (SIA) ternyata tidak ternilai dan lebih berharga dibandingkan dengan nilai hadiah yang diterima, itulah yang dirasakan Triana Rahmawati, peraih apresiasi kategori individu bidang kesehatan dari ajang tahunan yang diselenggarakan oleh PT Astra International Tbk.

"Pengalaman mengikuti SATU Indonesia Awards value-nya jauh lebih besar dibanding nilai apresiasi yang saya peroleh," ujar Tria, panggilan akrab Triana.

Sebagai wujud rasa syukur menjadi salah satu penerima apresiasi SIA tahun 2017 lalu, Tria bertekad mengembalikan semua yang diterimanya untuk kontribusi ke masyarakat melalui komunitasnya Griya Schizofren, volunteer yang membantunya sejak awal berdiri, dan untuk tempat kegiatan mengabdinya berlangsung.

Setiap tahunnya SATU Indonesia Awards menyeleksi ribuan anak bangsa yang berdedikasi di bidangnya untuk diberikan apresiasi, salah satu bentuk apreasiasinya adalah uang sebesar Rp 60 juta dan uang inilah yang digunakan Tria dan komunitasnya untuk menggerakan banyak kegiatan sosial khususnya untuk melakukan kegiatan bagi Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK).

Ia mengakui, setelah menekuni pendampingan ODMK sejak tahun 2013,  pada tahun 2017 mulai ada kejenuhan, tiba-tiba ada yang mendaftarkannya sebagai calon penerima SIA.

"Itulah titik balik kebangkitan semangat saya di komunitas yang didedikasikan untuk membantu ODMK, karena ternyata masih ada yang percaya pada mimpi saya di komunitas ini tentang mengurai stigma dan mengapresiasi apa yang saya lakukan selama ini dari tokoh-tokoh yang saya kagumi," katanya.

Para juri seperti Prof. Emil Salim, Prof. Fasli Jalal, Prof. Nila Moeloek, Ir. Tri Mumpuni, Onno W. Purbo, Bambang Harimurty, Boy Kelana Soebroto, dan Riza Deliansyah lah yang justru memberikan motivasi untuk terus menyebarkan kebaikan dan rasa empati kepada setiap orang yang membutuhkan pertolongan termasuk ODMK ketika proses penjurian berlangsung.

"Menemukan semangat kembali, adalah sesuatu pengalaman yang tidak ternilai. Saya dapat ini di SATU Indonesia Awards," katanya.

Wanita kelahiran Palembang, 15 Juli 1992 itu akhirnya bertekad untuk terus berkiprah menjadi teman ODMK dan berupaya mencetak relawan baru setiap tahunnya.

Setelah menerima apresiasi SATU Indonesia Awards, Tria mendirikan Beasiswa Volunteer Scholarship bagi anak-anak muda yang menyukai dunia sosial dan kerelawanan, ada 3 penerimanya di tahun 2017. Selain itu, Griya Schizofren bersama Komunitas Schizo Iso dan Teman Mimpi juga mendirikan bisnis produk lukis hasil dari terapi menggambar mingguan untuk menghasilkan kemandirian ekonomi bagi para ODMK. Awal tahun ini, Tria dan timnya berangkat ke Jepang untuk melakukan pendampingan dan memberikan dukungan moral untuk satu keluarga di Jepang yang anaknya mengalami masalah kejiwaan.

Bulan Juli ini, ia juga memulai program “Scale Up Happiness” dengan berdonasi buah 2 kali sepekan secara rutin untuk meningkatkan gizi para ODMK di Griya PMI Peduli. Dan masih banyak kegiatan lainnya yang didanai dari uang Rp 60 juta yang ia terima pada Oktober 2017.

"Saya ingin meregenerasi lebih banyak anak muda yang mampu menyebarkan kebaikan, sehingga apa yang saya terima bisa dilipatgandakan kebermanfaatanya oleh anak muda yang lain" katanya.

Tria menyiapkan 20 relawan setiap 6 bulan dan kemudian juga memberikan beasiswa kepada tiga mahasiswa setiap tahun hingga mereka lulus kuliah.

Tria juga pernah mencoba mengembangkan  bisnis yang  terkait dengan sosial seperti mempekerjakan para ODMK di bisnis laundry dan katering namun terhalang pada kondisi kesehatan mereka.

Sekarang Tria tengah memikirkan sistem yang lebih baik untuk situasi dan kondisi seperti yang mereka hadapi.  "Ini lagi mencoba bisnis suvenir tapi mereka yang menggambar berkolaborasi dengan komunitas yang lain," kata lulusan FISIP Universitas Sebelas Maret itu.

Salah satu dampak setelah dikenal luas sebagai peraih SIA adalah banyaknya masyarakat yang meminta bantuan untuk penanganan anak atau saudara mereka yang masuk kategori ODMK baik melalui telepon atau media sosial. Dan ini menjadikan motivasinya membantu lebih meninggi, karena jika ada yang mengucapkan “Terimakasih” atas jasanya, ia seperti ingin berbuat baik lebih banyak lagi.

Pesan Tria kepada generasi muda agar mereka mengeluarkan semua potensi kebaikan untuk membantu orang lain sedini mungkin.

"Kita semua punya potensi kebaikan, keluarkan potensi itu sejak muda, minimal mudah berempati dengan orang yang mengalami musibah dan membutuhkan pertolongan kita" katanya.

Melalui komunitas Griya Schizofren, Triana Rahmawati yang saat ini bekerja sebagai social entrepreneur berharap semakin banyak informasi baik tentang ODMK tersebar, semakin banyak masyarakat yang mau menerima dan membuka lapangan pekerjaan bagi mereka. Karena kondisi masyarakat yang terbuka pada ODMK diyakini dapat menjadi "social support" yang baik bagi kemajuan kesehatan para ODMK.

Griya Schizofren yang digagas Tria adalah komunitas anak muda yang peduli dengan masalah kesehatan jiwa. Griya Schizofren ini tidak hanya membatasi untuk peduli pada orang-orang dengan skizofrenia, tetapi juga masalah kesehatan jiwa pada umumnya dengan pendekatan sosial dan cara-cara anak muda seperti berteman, bercerita, menggambar, bernyanyi dan mendongeng dibantu oleh Komunitas Dongeng Doing Project.


Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2018