Jepara (ANTARA News) - Jumlah korban keracunan makanan yang disajikan pada pesta pernikahan Kecamatan Jepara, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, semakin bertambah karena jumlah korban yang harus menjalani rawat inap di sejumlah rumah sakit mencapai 93 orang, sedangkan rawat jalan sebanyak 38 orang.

Menurut Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara Mohamad Fakhrudin di Jepara, Sabtu, jumlah korban keracunan makanan yang menjalani rawat jalan hingga mencapai 93 orang merupakan data Sabtu (7/7) pukul 14.00 WIB.

Puluhan korban dugaan keracunan makanan tersebut, katanya, ada yang dirawat di Rumah Sakit Umum RA. Kartini Jepara sebanyak 39 orang, Rumah Sakit Islam Hadlirin sebanyak 32 orang dan Rumah Sakit Graha sebanyak 22 orang.

Sementara jumlah warga yang hanya menjalani rawat jalan di Posko Kesehatan yang didirikan Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara bersama Puskesmas setempat sebanyak 38 orang.

"Hingga kini, kami masih mendata jumlah warga yang menjalani perawatan di rumah sakit apakah ada perubahan, baik bertambah atau berkurang," ujarnya.

Meskipun jumlah korban yang melapor mulai melambat, kata dia, Posko Kesehatan yang dibuka di Kelurahan Demaan, Kecamatan Jepara, yang merupakan daerah tempat tinggal pemilik hajatan tetap beroperasi untuk melayani warga.

Ia juga mengapresiasi terhadap tim medis dari Puskesmas Jepara dan tim dari DKK Jepara bersama jajaran lain, seperti Polres Jepara dan sejumlah pihak lainnya atas kesigapan dan kecepatan pelayanan terhadap korban.

Sampel makanan sisa, katanya, sudah diambil bersama jajaran Polres Jepara untuk diuji di laboratorium yang rencananya akan dikirim ke Laboratorium Semarang pada Senin (9/7).

Kapolres Jepara AKBP Yudianto Adhi Nugroho menambahkan bahwa jajaran Polres Jepara juga ikut memberikan pertolongan terhdap korban dengan bekerja sama dengan DKK Jepara, termasuk dalam pembentukan posko bersama di Masjid Darussalam Bukit Asri untuk menampung korban susulan.

"Kami juga sudah melakukan pendataan terhadap korban yang diduga mengalami keracunan setelah mengonsumsi makanan yang disajikan pada saat pesta pernikahan warga kelurahan setempat," ujarnya.

Selain itu, lanjut dia, sampel makanan yang diduga menjadi penyebab terjadinya keracunan massal juga sudah diamankan untuk dilakukan pengujian di laboratorium.

Ia mengatakan seacara umum korban keracunan mengalami mual, mules, pusing, muntah dan demam.

Korban keracunan, katanya, tidak hanya warga yang menghadiri pesta pernikahan, termasuk penyelenggara pernikahan juga masih menjalani perawatan.

Untuk pemeriksaan saksi, katanya, dijadwalkan pada Senin (9/7) karena saat ini korban belum bisa dimintai keterangannya karena masih dalam perawatan.

Berdasarkan pemberitaan sebelumnya, peristiwa keracunan massal tersebut berawal salah seorang warga Kelurahan Demaan yang menggelar pesta pernikahan di gedung Ali Purnomo BBPBAP Jepara pada Kamis (5/7).

Pada Jumat (6/7) malam mulai muncul keluhan dari sejumlah warga Kelurahan Demaan yang ikut hadir pada acara resepsi pernikahan di gedung Ali Purnomo BBPBAP Jepara.

Selanjutnya, warga sekitar yang mengalami perut mual atau pusing dikumpulkan di Masjid Darussalam Kelurahan Demaan yang selanjutnya dijadikan posko kesehatan oleh DKK Jepara bersama Polres Jepara.

Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018