Bogor (ANTARA News) - Menteri Sekretaris Negara Pratikno mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo sudah mengetahui adanya ledakan bom di wilayah Bangil, Pasuruan, Jawa Timur.

"Sudah tahu," kata Pratikno di sela mendampingi Presiden Jokowi saat pertemuan dengan para bupati di Istana Kepresidenan Bogor, Kamis.

Ia mengatakan Polri sudah tahu apa yang harus dilakukan, menyusul adanya ledakan bom itu.

"Polri sudah tahu lah apa yang harus dilakukan. Apalagi Sekarang sudah ada UU tentang Terorisme toh," ucapnya.

Menurut dia, dengan adanya UU itu maka Polri memiliki landasan hukum yang kuat dalam penanganan tindak pidana terorisme.

Sebelumnya Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur (Kapolda Jatim) Irjen Pol Machfud Arifin menyatakan jika ledakan yang terjadi di Pogar, Bangil Pasuruan pada Kamis, tergolong berdaya ledak rendah atau "low eksplosif" karena kerusakan yang ditimbulkan tidak terlalu besar.

"Termasuk dalam ledakan rendah, karena yang rusak hanya kaca-kaca rumah dan juga asbes rumah saja," katanya saat mengunjungi lokasi kejadian di Pasuruan.

Ia mengemukakan, pihak kepolisian saat ini juga telah menjinakkan sisa-sisa bahan peledak yang ada di dalam rumah, dan memasang garis polisi di lokasi kejadian supaya tidak ada warga yang masuk.

"Kami juga menyita beberapa buku yang berisi tentang jihad. Namun demikian, kami masih belum menemukan masuk dalam jaringan yang mana karena proses penyelidikan masih terus dilakukan," tuturnya.

Ia mengatakan, untuk korban anak pelaku saat ini sudah dalam penanganan medis di rumah sakit karena luka yang diderita tidak terlalu parah.

"Sedangkan istri yang bersangkutan saat ini sedang dalam pemeriksaan pihak kepolisian, karena istri korban tidak mengalami luka pada saat ledakan tersebut terjadi," ujarnya.

Ia mengatakan, saat ini pelaku identitasnya sudah dikantongi dan dalam pengejaran petugas di mana kondisi korban saat ini mengalami luka-luka.

"Bahkan ada laporan yang mengatakan kalau korban sempat ditembak dengan menggunakan senapan angin oleh warga. Selain itu, yang bersangkutan juga sempat menyerang kapolsek," ungkapnya.

Kapolda menjelaskan, sebelumnya terjadi ledakan dari dalam sebuah rumah, dan saat itu oleh warga sekitar dikira ada ledakan tabung elpiji, sehingga sejumlah warga berinisiatif untuk menolong korban ledakan itu.

"Namun, pada saat akan ditolong, yang bersangkutan malah mengancam dengan akan meledakkan bom yang disimpan di dalam tas ransel. Kemudian yang bersangkutan melarikan diri dengan menggunakan sepeda motor," tuturnya.

Pewarta: Agus Salim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018