Bogor (ANTARA News) - Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat berupaya mencegah anak putus sekolah, dengan memastikan seluruh anak dapat melanjutkan pendidikannya hingga 12 tahun.

Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, Selasa (3/7), meminta secara khusus agar Dinas Pendidikan menyiapkan sistem yang dapat mengakomodir siswa miskin untuk dapat melanjutkan pendidikannya.

"Pertama adalah mencegah anak-anak di Kota Bogor putus sekolah, dengan bantuan bagi siswa miskin. Kedua, alokasinya di mana, untuk siapa, dan ketiga teknisnya," kata Bima.

Bima ingin memperkuat komitmen Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk mengakomodir agar tidak ada lagi anak yang putus sekolah.

Ia juga meminta agar pendidikan paket A, B, dan C terus dijalankan, sehingga anak-anak yang terhalang dijalur reguler dapat melanjutkan pendidikan di belai pendidikan.

Untuk mencegah anak putus sekolah, lanjut Bima, ia berkeinginan untuk memobilisasi sumber non-APBD dengan membangun satu sistem sehingga warga bisa berpartisipasi membantu memberikan beasiswa, dan pembangunan infrastruktur.

"Dengan sistem ini publik bisa menjadi orang tua asu, yang bisa masuk di dua aspek tadi, yakni beasiswa, atau pembangunan infrastruktur," katanya.

Menurutnya, donasi dari masyarakat yang masuk melalui aplikasi tersebut akan dikelola untuk membantu menangani persoalan pendidikan dan pembangunan infrastruktur.

Untuk membangun sistem itu, lanjutnya, langkah awal yang dilakukan adalah koordinasi dan konsolidasi agar data yang ada sesuai antara sekolah dan wilayah.

"Inshaa Allah, rencana sistem ini dilaksanakan di anggaran tahun depan," katanya.

Selain itu, upaya lainnya adalah membangun pendidikan karakter melalui pendidikan muatan lokal, bertujuan memberikan pemahaman agar anak-anak Kota Bogor paham sejarah kotanya.

Pendidikan karakter juga melatih anak-anak berprilaku sesuai dengan karakter orang sunda yang someah, silih asah, silih asih, dan silih asuh.

"Semuanya akan dikoordinasikan, jadi tidak sekedar imbauan, tetapi dilembagakan, diformalkan, ada sumber bukunya," kata Bima.

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018