Jakarta (ANTARA News) - Dewan Perwakilan Daerah RI memantau persiapan pelaksanaan pilkada di Jawa Tengah untuk memastikan bahwa pelaksanaannya berlangsung sesuai aturan yang berlaku.

"Pemilihan Kepala Daerah Serentak 2018 harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku," kata Ketua Komite I Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia Akhmad Muqowam, saat Rapat Kerja dengan KPU Provinsi Jawa Tengah dan pihak terkait, di Gedung KPU Jawa Tengah, Senin.

Pilkada serentak yang akan diselenggarakan pada Rabu tanggal 27 Juni 2018, menurut Muqowam dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, akan dilaksanakan serentak pada beberapa daerah di Indonesia.

Pilkada serentak ini berlaku untuk 171 daerah dengan rincian sebanyak 17 provinsi, 115 kabupaten dan 39 kota. Adapun dasar pelaksanaan pilkada serentak yang ketiga ini menggunakan UU Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas UU Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Wali Kota menjadi UU yang merupakan penyempurnaan dari UU Pilkada sebelumnya.

Muqowam juga menjelaskan bahwa pengawasan yang dilakukan saat pilkada ini berdasarkan ketentuan pasal 22C ayat (1) jo pasal 22E ayat (2) dan ayat (4) Undang Undang Dasar Negara RI Tahun 1945 merupakan dasar hukum dari keberadaan dan fungsi DPD RI sebagai salah satu lembaga negara yang anggotanya dipilih setiap provinsi melalui pemilihan umum.

"DPD merupakan representasi daerah dalam memperjuangkan aspirasi dan kepentingan daerah melalui fungsi yang dimilikinya, salah satunya adalah fungsi pengawasan," ujarnya.

Hal lain yang menjadi perhatian Muqowam adalah soal rekapitulasi perhitungan suara. "Rekap hasil perhitungan juga jadi bagian yang lain dalam penyelenggaraan, saya yakin mekanisme pengawasan sudah baik di KPU dan Bawaslu, akan tetapi saya berharap ke depan maksimalkan teknologi juga harus dilakukan, seperti halnya di Amerika Serikat dimana pemungutan suara dilaksanakan sekitar pagi hari lalu hasil pemungutan suaranya sudah bisa diperoleh pada malam hari, hal ini menjadi penting agar tidak ada kecurigaan dari masyarakat terhadap KPU," katanya pula.

Baca juga: KPU Banjarnegara mulai siapkan kotak suara

Muqowam yang merupakan senator Dapil Jawa Tengah menyampaikan harapannya. "Saya berharap dengan adanya pengawasan dalam pilkada serentak ini, dapat menginventarisasi berbagai persoalan aktual pelaksanaan UU tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Wali Kota.

Selain itu, juga dapat memvalidasi berbagai persoalan aktual terkait dengan pelakasanaan UU tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Wali Kota yang ditemukan di beberapa daerah. "Tentu saja DPD RI nanti akan menyusun rekomendasi kebijakan yang bersifat konstruktif yang dirumuskan dalam bentuk hasil pengawasan DPD RI," katanya lagi.

Terkait dengan isu netralitas bagi para Aparatur Sipil Negara (ASN), Muqowam berpesan agar ASN tidak berpolitik dan netral, sehingga bisa bertugas sesuai dengan fungsi sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.

Pada kesempatan yang sama hadir pula anggota DPD RI Dapil Jawa Tengah GKR Ayu Koes Indriyah, Denty Eka Widi Pratiwi, dan Bambang Sadono.

Bambang Sadono berharap soal "money politics" harus bisa diatasi dalam pilkada kali ini

"Soal `money politics` ini selalu mengganggu kualitas setiap pemilihan dan meresahkan masyarakat. Tentu saja hal ini menodai dalam pemilihan yang demokratis," katanya pula.

Bambang menambahkan "money politics" sulit diusut hingga tuntas. "Saat ini praktik `money politics` itu dilakukan dengan terang-terangan dan tidak pernah ditindaklanjuti hingga tuntas, juga lembaga pengadilan belum bersikap tegas, MK juga tidak memproses jika pelanggaran `money politics` tersebut tidak massif dan terstruktur," katanya lagi.

Denty Eka Widi Pratiwi berharap pelaksanaan pilkada serentak agar tidak berdekatan dengan hari raya.

"Tahapan dalam pilkada serentak ini pengaturan jadwalnya luar biasa padat, masalahnya pilkada sendiri itu sangat dekat dengan hari raya, ke depan hal semacam ini tentu bisa dievaluasi dan dicermati, karena petugas polisi sebagai pengamanan dalam pilkada itu akan sangat kelelahan setelah Operasi Ketupat saat Lebaran dan dilanjutkan dengan pilkada," ujarnya pula.

Sebagai penyelenggara pilkada serentak, Ketua KPU Jateng Joko Purnomo yang juga hadir menjelaskan kesiapan KPU untuk penyelenggaraan pilkada serentak.

Baca juga: Ganjar akhiri kampanye Pilkada dengan temui adik Sudirman Said

"Kami pastikan hari ini seluruh daerah sudah beres untuk kesiapan pilkada yang akan dilaksanakan dua hari lagi, saat ini proses pendistribusian logistik sudah sampai di kecamatan dan kelurahan, khususnya Karimun Jawa, juga sudah kami siapkan lebih awal karena akses jalannya yang sulit," katanya pula.

Dia menambahkan untuk mengantisipasi, seluruh logistik diamankan dengan pembungkus plastik. KPU juga menyiapkan skenario di Pekalongan dan persiapan antisipasi erupsi Gunung Merapi jika terjadi sesuatu maka penyelenggaraan bisa pindah ke tempat alternatif yang sudah disiapkan.

Salah satu pihak yang juga hadir dalam pertemuan tersebut adalah Komisioner Bawaslu Jawa Tengah Sri Sumanta. Menurut dia, total pengawas dalam pilkada sudah cukup dan kompeten.

"Total pengawas dalam pilkada di 7 kabupaten dan kota sebanyak 74.577 orang, seluruhnya sudah siap dan sudah diberikan bimbingan teknis khususnya tahapan pemungutan dan penghitungan serta rekapitulasi hasil suara. Pelaksanaan patroli pengawasan bersama stakeholder yang ada di wilayah juga dilakukan guna menertibkan dan menyiapkan agar pelaksanaan pilkada bisa berjalan dengan baik," katanya pula.

Baca juga: Bawaslu Jateng akan pastikan Ganjar tidak menyalahgunakan kesempatan

Pewarta: Sri Muryono
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018