Ditanya mengenai hal ini, Regional Director ASUS South East Asia, Benjamin Yeh, meminta maaf atas kejadian ini.
"Saya tahu orang sebel karena tidak mendapatkan flash sale Max Pro M1. Kami minta maaf, kami sama sekali tidak bernita hal ini terjadi. Yang kami inginkan adalah agar mereka (pembeli) bisa mendapatkan perangkat lebih cepat," ujar Benjamin usai peluncuran Zenfone 5, di Jakarta, Kamis.
"Jika menggunakan model tradisional, akan membutuhkan waktu lama, jadi ini (flash sale) agar orang bisa lebih cepat mendapatkannya," lanjut dia.
Lebih lanjut, menurut Benjamin, hal itu terjadi karena permintaan terhadap barang tersebut sangat tinggi.
"Kami tidak merencanakan hal itu. Ini terjadi karena demand sangat besar. Ini tidak hanya dua kali lebih besar tapi bisa 10 kali lebih besar," kata dia.
Country Marketing Manager Asus Indonesia, Galip Fu, juga menegaskan bahwa kejadian "hape ghoib" bukan gimmick. "Permintaan lebih kuat dari yang dibayangkan," ujar dia.
Saat ini, Benjamin mengatakan bahwa Asus telah berdiskusi dan terus mendorong produksi PT Sat Nusapersada yang berlokasi di Batam, yang merupakan pabrik yang telah bekerja sama dengan Asus untuk memenuhi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN).
Selain menjual produknya lewat channel online, Benjamin mengungkapkan bahwa offline retail selalu menjadi fokus Asus.
"Untuk menghadirkan experience di tangan pengguna, offline channel selalu menjadi fokus kami. Untuk ke depannya, perangkat terbaru Asus tidak bisa dibilang tersedia di semua tempat, tapi tersedia lebih luas," ujar Benjamin.
Untuk mengantisipasi hal yang sama akan terjadi pada Zenfone 5, Benjamin mengaku telah memiliki strategi. Asus berencana untuk "menjemput" pesanan langsung dari distributor yang kemudian akan dikomunikasikan dengan pabrik.
Benjamin menambahkan bahwa Zenfone 5 akan tersedia akhir pada Mei hingga awal Juni, sementara seri yang lebih mewah Zenfone 5z akan tersedia pada akhir Juni dikarenakan aktivitas impor yang terhalang libur Lebaran.
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018
