Washington (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat Donald Trump memutuskan mundur dari kesepakatan nuklir Iran pada 12 Mei, namun bagaimana ia akan melakukannya masih tidak jelas, kata pejabat Gedung Putih dan sumber yang mengetahui pergulatan di dalam pemerintah seperti dikutip Reuters.

Sebenarnya masih ada peluang Trump memilih Amerika Serikat tetap dalam perjanjian internasional yang membuat Iran setuju mengakhiri program nuklirnya dengan imbalan keringanan sanksi, yakni alasan memelihara persekutuan dengan Prancis dan menyelamatkan muka Presiden Prancis Emmanuel Macron yang bertemu Trump minggu lalu dan mendesaknya tetap dalam perjanjian tersebut, kata sumber itu.

Keputusan Trump apa pun dalam mengakhiri perjanjian itu akan memicu serangan balik Iran yang dapat melanjutkan program senjata nuklirnya atau menghukum sekutu-sekutu sekutu AS dalam konflik Suriah, Irak, Yaman dan Libanon, kata diplomat.

Secara teknis, Trump harus memutuskan pada 12 Mei apakah akan memperbarui "keringanan" dengan menangguhkan beberapa sanksi AS terhadap Iran. Salah satu pejabat Gedung Putih yang meminta namanya tidak disebutkan mengatakan mungkin saja Trump membuat keputusan "bukan penarikan penuh", tetapi tidak dapat menggambarkan seperti apa bentuknya.

Baca juga: Iran perkaya uranium jika AS ingkar dari kesepakatan nuklir

Presentasi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Senin lalu mengenai bukti program senjata nuklir masa lalu Iran bisa saja memberikan Trump alasan baru untuk menarik diri, meskipun pengamat AS mengatakan Iran telah memenuhi ketentuan kesepakatan.

Iran membantah pernah menginginkan senjata nuklir dan menuduh musuh bebuyutannya Israel memicu kecurigaan dunia terhadapnya.

Perjanjian antara Iran dan enam negara besar - Inggris, China, Perancis, Jerman, Rusia dan AS - adalah salah satu peninggalkan kebijakan luar negeri mantan Presiden Barack Obama yang disebut Trump meninggalkan cacat.

Pejabat Gedung Putih mengatakan, Trump kemungkinan besar menarik diri, tetapi belum membuat keputusan atas hal itu. Menurut sang pejabat Trump tampak siap menempuhnya namun tidak bisa dianggap keputusan final hingga presiden membuat keputusan.

Penasihatnya tidak ingin secara gencar berbicara kepada Trump tentang penarikan diri, karena tampaknya dia berniat melakukannya, kata pejabat kedua Gedung Putih.
    
(KR-DVI/B002)

Pewarta: ANTARA
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018