Jakarta (ANTARA News) - Mantan Ketua DPR Setya Novanto membantah beberapa keterangan perawat dan satpam Rumah Sakit Medika Permata Hijau yang mengatakan dia sadar penuh setelah mengalami kecelakaan pada 16 November 2017.

"Ada cerita dari pengamanan RS Medika yang cerita kalau modem WiFi Saudara jatuh lalu Saudara minta diambilkan modemnya, ingat tidak?" tanya ketua majelis hakim Mahfudin di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Jumat.

"Waduh saya tidak tahu, saya tidak pernah memegang modem. Saya termasuk gaptek (gagap teknologi), dan waktu jadi ketua DPR, ajudan yang memegang HP, saya tidak pegang HP," jawab Setya Novanto (Setnov) saat menjadi saksi untuk terdakwa dokter RS Medika Permata Hijau Bimanesh Sutarjo.

Bimanesh didakwa bekerja sama dengan advokat Fredrich Yunadi untuk menghindarkan Setya Novanto dari pemeriksaan KPK dalam perkara korupsi dalam pengadaan KTP-Elektronik.

Pada sidang 2 April 2018, petugas keamanan Rumah Sakit Medika Permata Hijau Abdul Aziz yakin Setnov dalam keadaan sadar saat tiba di rumah sakit karena sempat meminta untuk mengambilkan modem internet yang jatuh saat ia akan dipindahkan dari mobil ke kamar rumah sakit. Selain itu, Aziz mengatakan, Setnov sendiri yang menutup seluruh badannya menggunakan selimut dan hanya menyisakan wajahnya.

"Di sidang ini kata saksi lain Saudara memakaikan selimut sampai kepala?" tanya hakim Mahfudin.

"Saya tidak ingat Yang Mulia, saya tidak tahu karena saya pingsan, mungkin ada yang menutupi karena tahu saya ketua DPR tapi tentu tidak sampai atas karena nanti tidak bisa nafas," jawab Setnov sambil terkekeh.

"Jadi Saudara sebenarnya pingsan atau tidur? Pingsan kan tidak ingat apa-apa, kalau tidur ya karena mengantuk lalu tidur," tanya hakim Mahfudin.

"Memang keadaan saya pingsan, saya cukup lama tidak makan, jadi seingat saya pingsan, kalau tertidur saya pasti bangun ingat," jawab Setnov.

"Ada perawat yang mengatakan Saudara minta diperban dan minta obat merah?" tanya hakim Mahfudin.

"Tidak ada Yang Mulia, untuk infus juga sudah langsung dipasang di tangan kiri saya, waktu saya muntah istri saya mengatakan 'kamu jangan gerak terus', itu sudah di atas jam 12 malam, setelah itu saya hilang lagi," jawab Setnov menerangkan hilang artinya pingsan.

"Saat pagi 17 November 2017 ada perawat juga yang mengatakan sekitar pukul 05.30 berdiri buang air kecil benar?" tanya hakim Mahfudin.

"Tidak Yang Mulia, saya bangun pukul 08.00, lagi pula kan ada istri dan Saudara saya," jawab Setnov.

"Ini Saudara yang mengarang atau siapa? Sudah disumpah loh?" tegas hakim Mahfudin.

"Dosa Yang Mulia, tidak mungkin, kan saya sakit jadi pakai pispot," jawab Setnov.

Baca juga:
Setnov syok divonis 15 tahun penjara
Dokter tidak lihat luka "bakpao" Setnov
Perawat katakan Setnov teriak minta diperban saat dirawat

 

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018