Baku (ANTARA News) - Kemenangan telak Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev untuk masa jabatan keempat diwarnai “penyimpangan serius” dan kurangnya persaingan nyata, kata Organisasi Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (Organisation for Security and Cooperation in Europe/OSCE), Kamis (12/4), setelah pengamatnya memantau pemilihan umum itu.

"Para pengamat internasional melaporkan pengabaian prosedur wajib, kurangnya transparansi dan banyak penyimpangan serius secara luas, seperti pemilih ganda," kata OSCE dalam sebuah laporan.

OSCE mengatakan bahwa pemilihan umum yang diboikot oposisi tersebut berlangsung dalam kondisi politik yang terbatas dan kurangnya persaingan sesungguhnya, di mana calon dari oposisi tidak maju dalam pemilihan umum atau mengkritik petahana.

Aliyev memastikan kemenangan dengan 86 persen suara dalam pemilihan yang diadakan enam bulan lebih awal, memberinya masa jabatan keempat berturut-turut di negara bekas Soviet yang kaya energi tersebut.

Partai-partai oposisi utama Azerbaijan memboikot pemilihan presiden, dan menyebut pemilu itu palsu dan menuduh pihak berwenang melakukan kecurangan pemilu.

Aliyev (56) pertama kali terpilih pada 2003, setelah ayahnya Heydar Aliyev, yang memerintah Azerbaijan dengan tangan besi sejak 1993, mangkat, demikian diberitakan Kantor Berita AFP.
 

Penerjemah: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018