Rafah (ANTARA News) – Para ahli parkour Palestina melakukan pertunjukan khusus di perbatasan Israel-Gaza, dekat dengan tempat unjuk rasa massal dan bentrokan mematikan yang terjadi sejak akhir Maret.

Puluhan warga Gaza pada Selasa malam menyaksikan empat anggota tim parkour tersebut melakukan gerakan akrobatik di sekitar lokasi kamp yang dijuluki oleh warga Palestina sebagai "the Great March of Return."

Tentara Israel di menara pengamatan militer atau di belakang penghalang pasir melakukan memeriksa tempat kejadian, di mana pertunjukan itu berlangsung, yakni beberapa ratus meter dari pagar perbatasan di Rafah, Gaza selatan.

"Kami datang ke sini, kamp pengungsian di Rafah untuk menunjukkan parkour kami," kata Naji Muammar (27). 

"Ini adalah pesan kami kepada dunia bahwa kami akan kembali ke negara kami dan melakukan olahraga kami di sana,” Mohammed abu Jihad.

“Kami tidak memiliki sesuatu untuk melawan kecuali parkour,” tambah seorang pemain parkour lainnya.

Warga Gaza mendirikan tenda di lima wilayah utama di sepanjang perbatasan Gaza untuk "Great March of Return," yang menyerukan agar para pengungsi Palestina dapat kembali ke bekas rumah mereka yang sekarang berada di dalam Israel.

Protes massal memuncak pada Jumat, telah menyebabkan bentrokan hingga pasukan Israel menewaskan 31 warga Palestina. Tidak ada warga Israel yang terluka.

Protes diperkirakan akan berlanjut sampai pertengahan Mei, ketika Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berencana untuk memindahkan kedutaan AS di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem, sebuah langkah yang sangat membuat marah warga Palestina. Demikian dilansir Kantor Berita AFP.

Baca juga: Inggris resmi akui Parkour sebagai cabang olahraga

Penerjemah: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018