Jakarta (ANTARA News) - Menteri Kesehatan Nila Moeloek meminta TNI-Polri mengawal tenaga kesehatan di Papua setelah seorang perawat meninggal dunia diduga karena ulah Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Pegunungan Bintang Papua.

"Baru secara informal ini saya laporkan kepada Panglima dan kepada Kapolri, kepada Pak Hadi dan Pak Tito, saya minta tenaga kesehatan kami ini juga harusnya betul-betul dikawal keamanannya, jadi saya minta bantuan," kata Nila di Jakarta, Senin.

Nila meminta keselamatan petugas kesehatan, khususnya yang berada di daerah berbahaya, ditingkatkan.

Meski begitu, Nila menegaskan akan tetap mengirimkan petugas kesehatan ke Papua untuk memenuhi layanan kesehatan di daerah.

"Tentu tugas kami sebagai pelayan kesehatan, kita tetap mengirim ke Papua, bukan berarti kemudian menyetopnya. Kami minta di daerah-daerah tertentu yang berbahaya, kami minta dikawal," kata Nila.

Menurut dia, petugas kesehatan adalah pekerjaan mulia karena menolong orang lain dan semua pihak perlu menghargai itu.

Kapolda Papua Irjen Pol Boy Rafli mengakui ada insiden penganiayaan hingga menewaskan seorang petugas kesehatan yang diduga dilakukan KKB.

Dari laporan yang diterima terungkap insiden berawal saat sekelompok masyarakat berjumlah sekitar 24 orang mendatangi petugas kesehatan yang sedang berada di tepi sungai dekat kamp dan landasan pesawat.

"Para pelaku mengatakan bahwa mereka adalah anggota OPM (Organisasi Papua Merdeka) serta mengobrak-abrik kamp tempat mereka (petugas kesehatan) bermalam sebelum menuju sungai," kata Boy Rafli.

Petugas kesehatan dari lembaga pelayanan Advent di Kampung Yabasorom, Distrik Pamek, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua, Berny Fellery Kunu (24) diduga diserang kelompok kriminal bersenjata hingga tewas.

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018