Palembang (ANTARA News) - Budidaya jamur di Indonesia sudah banyak dan hal itu merupakan bisnis yang menguntungkan.

Budidaya jamur itu dicoba di Kota Palembang dengan melibatkan masyarakat di ring satu dan dua di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Kertapati.

General Manager Pertamina Marketing Operation Region (MOR) II Sumbagsel, Erwin Hiswanto menyampaikan hal itu di Palembang, Selasa, saat mengunjungi langsung kelompok jamur Pedado yang merupakan mitra binaan Pertamina.

Menurut dia, untuk budidaya jamur itu salah satu yang dibutuhkan adalah serbuk gergaji dan di sini banyak serbuk gergaji tersebut.

Kalau sudah ada lahan dan cuacanya memungkinkan budidaya jamur itu tidak susah apalagi jamur ini bisa diproses dengan melibatkan ibu-ibu untuk membuat jamur krispi.

"Harapan kami nantinya mereka diajarkan dan memulainya di sini setelah pintar silakan bangun masing-masing, jadi mandiri," katanya.

Ia menyatakan, mungkin dalam jangka waktu tidak terlalu lama itu akan banyak dan di sini akan menjadi sentra-sentra jamur sehingga ekonomi masyarakat bisa meningkat.

Hasilnya ada yang menampung, kemudian memasarkan. Semuanya dibantu dari sini dan ada relawan-relawannya yang sangat bersemangat.

Pada dasarnya bisnis yang sulit itu adalah memasarkannya kalau sudah ada ketemu jalan untuk memasarkannya bisnis ini bisa lancar, ujarnya.

Sementara salah seorang pengurus jamur Pedado, Hendra menuturkan, pihaknya sudah dapat menjual jamur ke pasar dan sebagian lagi diolah menjadi jamur krispi.

Jamur krispi diolah langsung oleh ibu-ibu masyarakat Pedado dan seluruh hasil dari usaha ini dapat dinikmati oleh keluarga yang berkontribusi aktif dalam kelompok Jamur Pedado, tuturnya.

Jamur krispi itu sekarang ini produksinya sekitar 1.500 bungkus per bulan yang dijual Rp15 ribu per bungkus.

Sekarang jamur Pedado memiliki tiga produk utama, yaitu bag log jamur yang dihargai Rp3.500 per buah, jamur Rp20 ribu per kilogram dan jamur krispi seharga Rp15 ribu per bungkus.

Baca juga: Masyarakat Aceh diajak kembangkan bisnis udang vaname

Baca juga: Kopi komoditas ekspor potensial Indonesia ke Taiwan

Pewarta: Susilawati
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018