Lhokseumawe (ANTARA News) - Abu vulkanis dari aktivitas Gunung Sinabung, Kabupaten Tanah karo, Provinsi Sumatera Utara mencapai Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh.

Abu vulkanis tersebut mulai terasa turun di Kota Lhokseumawe dan sekitarnya, Senin (19/2) malam, pukul 19.00 WIB, ditandai dengan debu menempel pada benda-benda yang berada di luar rumah, seperti kendaraan.

Ridha (24) salah seorang warga setempat mengatakan, dirinya mengetahui turun abu vulkanis akibat erupsi Gunung Sinabung tersebut, sekitar pukul 19.00 WIB, saat melihat kendaraannya berdebu dan terlihat kasar.

"Saat diperhatikan, ternyata abunya berbeda dengan debu lain pada umumnya. Saat diraba terasa lebih kasar daripada debu lain pada umumnya. Lalu mencoba melihat dengan senter, ternyata debunya jatuh dari langit," ujar warga itu lagi.

Salah seoarang warga Lhokseumawe lainnya, Zul Ajo menambahkan bahwa dirinya tidak tahu sama sekali abu Vulkanik hasil erupsi Gunung Sinabung sampai ke Lhokseumawe.

Dirinya mengaku tahu, saat orang ramai membicarakan bahwa abu Gunung Sinabung mulai berembus di Lhokseumawe.

"Saat membawa sepeda motor tadi, mata saya terasa sakit karena masuk debu dan saya rasa debu yang bertiup di jalan berbeda dengan debu jalan pada umumnya. Pada saat orang ramai membicarakan bahwa debu tersebut hasil letusan Gunung Sinabung, baru saya paham," ujar Zul Ajo.

Informasi dari Badan, Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Aceh menyebutkan bahwa letusan Gunung Sinabung sudah sampai ke Aceh, bahkan sudah memasuki Aceh Utara.

Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan letusan Gunung Sinabung kali ini tergolong kuat, ujar Zakaria dari BMKG Aceh.

Menurutnya, abu vulkanis sampai ke Aceh Utara, Lhokseumawe dan sekitarnya dimungkinkan karena arah angin pada ketinggian 5.000 meter, dari tenggara dengan kecepatan 5-30 km/jam.

Pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar mengurangi aktivitas di luar rumah dan memakai masker bila berada di luar rumah, untuk menghindari masuk debu ke hidung dan mata.

Pewarta: Mukhlis
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018