Pandeglang (ANTARA News) - Ijum (46), warga kampung Kadulolo, Kecamatan Karang Tanjung, Kabupaten Pandeglang, Banten, mengungkapkan saat ini dirinya tak mampu menebus ijazah anaknya yang bernama Unip Firmansyah yang baru lulus SD Negeri Kadulolo, karena tidak mampu membayar uang perpisahan sebesar Rp150 ribu "Saya hanya bisa pasrah saja, meski anak saya ingin ijazahnya ditebus agar dapat melanjutkan sekolah, karena memang tidak ada uang. Bahkan sejak tiga tahun lalu sampai sekarang ijazah SD anak sulung saya juga masih ditahan, karena saya kekurangan uang Rp15 ribu untuk melunasi uang perpisahan," katanya, di Pandeglang, Minggu. Menurut dia, untuk mengatasi masalah tersebut dirinya sudah mencoba menghadap Widodo, Kepala SD Negeri Kadulolo, guna meminta dibebaskan dari kewajiban untuk membayar uang perpisahan, tapi tetap tak digubris. "Dari mana saya harus mencari uang sebanyak itu, sedangkan untuk makan sehari-hari saja susah. Jadi sekarang hanya bisa berharap ada kebijakan dari bapak-bapak pejabat dan kepala sekolah agar anak saya bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi," katanya. Kepala Sekolah SD Negeri Kadulolo, Widodo, saat dikonfirmasi tidak ada di tempat, karena sedang membimbing siswa-siswinya berdarmawisata ke Taman Mini, Jakarta. Sementara Kepala Dinas Pendidikan Pandeglang, Taufik Hidayat, saat dihubungi menyatakan pihaknya akan segera menyelidiki kasus ijazah Sumarni (15) yang ditahan sejak tiga tahun lalu sampai sekarang, akibat saat membayar uang perpisahan masih kurang Rp15 ribu. "Saya akan pelajari dulu kasus itu benar atau tidak, karena dalam mengambil keputusan tidak boleh gegabah," katanya. Malahan kalau memang orang tua siswa mengalami kesulitan seperti itu, kata dia, lebih baik segera menghubungi Kantor Diknas Pandeglang. "Saya serius untuk segera menyelesaikan kasus ini, prioritas saya kedua anak itu harus bisa melanjutkan sekolah ke tingkat SLTP, sehingga ijazah keduanya harus segera diserahkan karenanya lebih baik Pak Ijum segera menemui saya," katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2007