Jambi (ANTARA News) - Fenomema alam "super blue blood moon" dapat disaksikan dengan mulus dari kawasan wisata Tanggo Rajo atau Ancol Kota Jambi karena didukung cuaca cerah langit Jambi, Rabu malam.

Berdasarkan pantauan Antara di kawasan Tanggo Tajo atau yang lebih dikenal Ancol Jambi itu menjadi objek yang tepat oleh warga Jambi yang ingin menyaksikan fenomena alam "super blue blood moon" itu.

Hingga pukul 20.00 WIB, warga Jambi berkumpul memadati jembatan pejalan kaki (pedestrian) yang tepat berada di atas Sungai Batanghari.

"Bulannya cantik sekali, kami sengaja datang ke sini untuk melihat gerhana bulan, dan terlihat jelas karena awannya juga cukup cerah," kata Anisa (22) yang sengaja datang dengan pasangannya.

Ia beralasan, sengaja memilih jembatan pedestrian selain menjadi spot yang tepat juga tempat yang cocok untuk hanya sekedar foto-foto.

"Di sini (jembatan pedestrian) bisa foto-foto dan kebetulan juga baru pertama kali melihat fenomena seperti ini," katanya.

Warga yang menyaksikan fenoma alam tersebut, juga tak luput mengabadikan dengan kamera atau pun telepon gengam sebelum momen langka itu berakhir.

Sementara itu, menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) peristiwa tersebut hanya terjadi 150 tahun sekali di lokasi yang sama.

Supermoon adalah penampakan bulan penuh dengan tingkat lebih terang dan besar dari biasanya karena posisi bulan dan bumi sangat dekat. Pada waktu yang sama purnama dan gerhana akan tampak lebih besar dari biasanya.

Sedangkan istilah bulan biru (blue moon) itu merujuk pada fenomena terjadinya gerhana dua kali dalam bulan yang saja, yaitu pada Januari. Gerhana ini terjadi pada awal dan akhir Januari.

Selain itu blood moon merujuk pada penampakan bulan yang cenderung berwarna merah. Warna merah darah itu terjadi saat bulan memasuki area bayangan bumi di bagian umbra atau ketika gerhana bulan total memasuki fase puncaknya.

Sementara itu, di kantor operasional Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Sultan Thaha Jambi juga mengadakan nonton bareng dan diskusi tentang gerhana bulan.

Pewarta: Dodi Saputra
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018