Jakarta (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana mencatat 115 rumah di Banten rusak karena gempa 6,4 Skala Richter yang berpusat di Samudera Hindia dengan kedalaman 64 kilometer berjarak 43 kilometer barat daya Kabupaten Lebak, Selasa, pukul 13:34 WIB.

"Sementara satu masjid rusak dan satu puskesmas rusak di Lebak," kata Kepala Pusdatin dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho kepada wartawan di Jakarta, Selasa.

Dia mengatakan di Kabupaten Cianjur sebanyak enam pelajar luka berat akibat gempa tersebut dan dua pelajar luka ringan akibat tertimba genteng. Selain itu, terdapat satu rumah rusak berat di Desa Tanggeung dan satu rumah rusak berat di Desa Pagermaneuh.

Di Kabupaten Sukabumi, kata dia, terdapat sembilan rumah rusak ringan, satu rumah rusak sedang, satu masjid rusak berat dan dua fasilitas umum kesehatan rusak ringan.

Selanjutnya, di Kabupaten Bogor terdapat beberapa rumah dan bangunan rusak di Kecamatan Sukajaya, Kecamata Nanggung, Kecamatan Megamendung, Kecamatan Caringin dan Kecamatan Cijeruk. Sebanyak tujuh rumah rusak berat dan lima rumah rusak ringan.

"Data akan bertambah karena diperkirakan masih terdapat bangunan yang rusak," katanya.

Dia mengatakan di Jakarta, Tangerang Selatan dan Bogor masyarakat merasakan guncangan gempa dengan skala IV-V MMI yang tergolong ringan hingga sedang. Akibat guncangan itu masyarakat berhamburan keluar bangunan dan rumah.

Masyarakat yang berada di perkantoran, apartemen, hotel dan bangunan yang tinggi, kata dia, merasakan guncangan lebih keras sehingga panik dan berhamburan keluar bangunan. Mereka berkumpul di beberapa tempat yang aman.

"Masyarakat diimbau untuk tenang. Jangan terpancing pada isu-isu yang menyesatkan bahwa akan terjadi gempa susulan yang lebih besar. Iptek belum mampu memprediksi gempa secara pasti. Wilayah Selatan Jawa memang rawan gempa sehingga harus diwaspadai. Saat merasakan guncangan gempa segera keluar rumah atau mencari tempat-tempat yang aman," kata dia.

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018