Serang (Antara News) - Gerakan outbreak response immunization (ORI) atau imunisasi ulang berdampak signifikan terhadap jumlah kasus difteri di Provinsi Banten.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten Sigit Wardojo di Serang, Rabu mengatakan, jumlah kasus difteri di Provinsi Banten saat ini cenderung menurun dibanding November-Desember 2017.

"Banten sudah menurun setelah kita melakukan gerakan ORI. Pasien yang sempat dirawat inap sekarang sudah banyak yang sembuh dan pulang, sekarang tinggal sedikit," kata Sigit.

Namun demikian Kadineks Banten mengaku belum bisa menyebutkan angka pasti jumlah penurunan kasus yang sempat ramai pada akhir tahun 2017 tersebut.

Ia mengatakan, Dinkes Banten dan kabupaten/kota tetap melaksanakan ORI putaran kedua pada Januari 2018 ini sesuai instruksi Kementerian Kesehatan.

"Sekarang sudah mulai ORI putaran kedua. 12 Januari kemarin sudah mulai. Nanti putaran ketiga 6 bulan berikutnya," katanya.

Sigit mengatakan, hasil evaluasi pelaksanaan ORI difteri pada putaran pertama Desember kemarin, diketahui Kota Serang paling rendah cakupan imunisasinya.

"Paling rendah itu Kota Serang. Hanya sekitar 50 persen cakupan ORI-nya. Kendalanya, karena bertepatan dengan waktu libur sekolah," kata Sigit.

Pihaknya berharap program selanjutnya tidak ada kendala karena sudah masuk sekolah. Sedangkan persoalan vaksin dari Kemenkes distribusinya lancar, termasuk distribusi dari provinsi ke kabupaten/kota tidak ada kendala.

Kepala Seksi Surveilans Imunisasi dan Krisis Kesehatan pada Dinkes Banten, dr Rostina mengatakan, saat ini data kasus difteri di Banten masih direkapitulasi.

"Kalau dibanding Desember 2017, memang Januari ini mengalami penurunan jumlah kasus difteri," kata Rostina.

Pewarta: Mulyana
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018