Jakarta (ANTARA News) - Jenderal TNI Gatot Nurmantyo kembali mengingatkan para prajurit TNI untuk terus menjaga netralitas selama tahun politik, pada pemilihan kepala daerah serentak berlangsung tahun 2018 serta pemilihan anggota legislatif dan pemilihan presiden 2019.

"Tahun-tahun mendatang bangsa Indonesia akan menjalani tahun politik. Menghadapi semua tantangan ini saya ingin mengingatkan kepada segenap prajurit TNI untuk sungguh-sungguh teguh memegang prinsip netralitas serta terus memedomani Sapta Marga Sumpah Prajurit dalam setiap langkah tindakan," kata Gatot dalam amanatnya pada Upacara Serah Terima Jabatan Panglima TNI di Cilangkap, Jakarta Timur, Sabtu.

Selama masa pesta demokrasi, menurut dia, para prajurit TNI harus teguh berpegang pada prinsip netralitas dalam menjaga keamanan dan stabilitas nasional.

Dia juga berpesan kepada para prajurit TNI agar selalu mewaspadai setiap ancaman yang masuk ke Tanah Air. "Teruslah bekerja keras dan bekerja tegas seraya terus mengevaluasi diri mewujudkan TNI yang kuat, hebat, profesional dan dicintai rakyat," katanya.

Netralitas, kewaspadaan dan mawas diri, menurut dia, sangat penting dalam dalam pelaksanaan tugas TNI. "Ini sekaligus menjadi penyangga utama bagi tegak dan kokohnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sangat kita cintai," katanya.

Panglima TNI yang baru, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, netralitas TNI pada penyelenggaraan pilkada serentak 2018 dan Pemilu 2019. Hadi bertekad membangun TNI yang profesional, independen dan modern.

"Memasuki tahun politik yang merupakan proses demokrasi, TNI akan memegang teguh netralitas dari atas sampai bawah. Demikian pun pengamanan pilkada serentak 2018 dan pemilu 2019, harus mengutamakan asas hukum dan perundangan-undangan yang berlaku," katanya.

Serah Terima Jabatan

Gatot menyerahkan jabatannya kepada Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, yang pada Jumat (8/12) sore dilantik Presiden Joko Widodo menjadi Panglima TNI yang baru. Hadi selanjutnya akan memimpin TNI, menggantikan Gatot yang akan pensiun mulai 1 April 2018.

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Mulyono dan Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Madya TNI Ade Supandi, Wakil Kepala Polri Sarifuddin, Kepala BNN Budi Waseso dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hadir dalam acara serah terima jabatan itu.

Proses pergantian TNI berlangsung cukup cepat. Presiden Joko Widodo mengajukan nama Hadi ke DPR pada Selasa (5/12). Komisi I DPR pada Rabu (6/12) mengadakan uji kepatutan dan kelayakan terhadap Hadi dan pada Kamis (7/12) sidang paripurna DPR menyetujui pengangkatannya menjadi Panglima TNI. Pada Jumat sore, Presiden melantik Hadi menjadi Panglima TNI yang baru.

Sebelum menjadi Panglima TNI, Hadi menjabat Kepala Staf TNI Angkatan Udara. Dia merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 1986.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017