Ini merupakan dokumen yang memberikan pemahaman risiko, dan diuraikan hasil risiko tersebut, termasuk regional, global yang terafiliasi degan ISIS
Jakarta (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) meluncurkan buku putih atau "white paper" tentang pemetaan risiko pendanaan terorisme yang berafiliasi ISIS.

"Buku putih ini untuk memutus mata rantai pendanaan terorisme domestik dengan global yang terafiliasi ISIS," kata Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius saat peluncuran buku putih itu, di Jakarta, Rabu.

Dalam merampungkan buku putih itu, BNPT juga menggandeng BIN dan Densus 88 Polri. Buku putih ini pada dasarnya untuk pedoman kementerian/lembaga terkait dalam rangka mendeteksi aliran sehingga tidak ada lagi pendanaan.

"Ini merupakan dokumen yang memberikan pemahaman risiko, dan diuraikan hasil risiko tersebut, termasuk regional, global yang terafiliasi degan ISIS," paparnya.

Suhardi menyebutkan, tidak mudah untuk melacak aliran pendanaan teroris. Sumber dana itu bisa dari perorangan, yayasan, maupun lainnya.

Dalam pelacakan ini, BNPT bekerja sama dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

Ia menambahkan, pemetaan aliran dana itu sangat penting karena penegak hukum mempunyai pedoman untuk melakukan pencegahan teror.

"Serta sebagai bukti bahwa Indonesia ikut aktif melakukan pemberantasan terhadap gejala ancaman teror global," tutur Suhardi.

Kepala PPATK Kiagus Ahmad Badaruddin menambahkan, buku putih ini sangat penting untuk kementerian, lembaga dan instansi pemberantasan terorisme.

Bersamaan dalam buku putih tersebut, ditemukan perubahan tren pendanaan terorisme. Kelompok teroris tidak lagi mengumpulkan uang secara ilegal, melainkan melalui jalur legal seperti pemberian donasi.

"Nilainya rata-rata kecil, tipikalnya itu biasanya bersumber dari legal tersamar hasil mencari uang, kemudian disumbangkan," katanya.

Pendanaan tersebut, walau dalam jumlah kecil namun dilakukan secara masif. Bahkan, lanjut dia, sulit dilakukan penelusuran sebab kebanyakan transaksi secara langsung.

"Kita temukan suatu pola di mana uang itu bermuara ke satu rekening. Profiling semacam itulah yang tercantum dalam buku putih tersebut," ucap Kiagus.

PPATK mengidentifikasi aliran dana hingga nominal terkecil. Dana teroris banyak digunakan utamanya untuk pembeliam senjata, mobilitas, fasilitas, pelatihan dan membangun jaringan teror.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017