Bangka (ANTARA News) - Mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta mengenalkan budidaya jamur tiram di Desa Kimak Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel).

"Dalam rangka kuliah kerja nyata (KKN) kita memperkenalkan kepada masyarakat cara membudidayakan jamur tiram yang memiliki nilai ekonomis guna meningkatkan keahlian dan taraf ekonomi rakyat," ujar Ketua Tim Koordinasi KKN UGM Ambrosius Hario di Kimak, Sabtu.

Ia menyebutkan jamur tiram memiliki nilai yang tinggi di Kabupaten Bangka karena masih langka sebab kebanyakan masyarakat belum paham cara membudidayakannya.

"Harga jamur tiram di Provinsi Babel cukup tinggi yakni Rp40.000 per kilogram, namun masyarakat Provinsi Babel, khususnya di Kimak masih kurang paham cara pengolahan dan pembudidayaannya," ujarnya.

Menurutnya, jamur tiram bisa menjadi peluang besar untuk meningkatkan taraf perekonomian rakyat.

"Selain bisa dijadikan lauk, jamur tiram juga bisa diolah menjadi berbagai produk cemilan, seperti kripik, bakso, nuget dan sebagainya. Jika peluang ini dimanfaatkan dengan baik maka akan membantu meningkatkan pendapatan masyarakat di daerah Babel," jelasnya.

Penanggung jawab program pembudidayaan jamur tiram dari UGM, Yepi Arbeta menambahkan tim KKN sudah membudidayakan 150 baglog jamur tiram.

"Kami menargetkan pembudidayaan jamur tiram di Desa Kimak sebanyak 750 baglog namun sekarang baru 150 baglog," ujarnya.

Ia menyebutkan dalam pembudidayaan tersebut, pihaknya melibatkan warga Desa Kimak.

"Dalam kegiatan ini kita melibatkan masyarakat desa dengan harapan setelah kita usai KKN dan pulang ke daerah masing-masing, masyarakat desa ini bisa meneruskan pembudidayaan jamur tiram dan menjadi sumber ekonomi," katanya.

Ia mengatakan pembudidayaan jamur tiram oleh mahasiswa UGM dalam rangka KKN tersebut sudah sejak 10 Juni dan selesai pada 10 Agustus 2017.

Pewarta: Kasmono
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017