Jakarta (ANTARA News) - Indonesia merupakan mitra penting di kawasan Asia bagi Kolombia, bahkan dalam hal perdagangan pihaknya akan terus meningkatkan hubungan perdagangan dengan Indonesia.

Wakil Menteri Luar Negeri Republik Kolombia Patti Londono Jaramillo pada saat menerima salinan surat-surat kepercayaan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Republik Kolombia Priyo Iswanto, di Istana San Carlos, Bogota, Jumat.

Londono menekankan agar kedua negara saling membuka diri sehingga volume ekspor dan impornya dapat meningkat, kata Priyo Iswanto mengutip Londono, melalui saluran telpon dari Bogota, Sabtu.

Priyo mengatakan, volume perdagangan kedua negara di tahun 2016 baru mencapai USD 133,19 juta, didominasi oleh ekspor RI ke Kolombia dengan jumlah mencapai USD 124,97 juta atau sekitar 93 persen dari total perdagangan bilateral dua negara.

Produk ekspor Indonesia ke Kolombia masih didominasi oleh tekstil, suku cadang kendaraan bermotor, sepatu/alas kaki, dan produk karet. Sementara itu, impor Indonesia dari Kolombia terdiri dari permesinan, produk plastik, produk kimia dan batu mulia.

Guna meningkatan volume perdagangan itu, kata Priyo Iswanto, pihaknya akan terus memberikan kemudahan dan jika perlu membantu menghilangkan hambatan soal "double tax".

Di luar itu, ia juga terus mendorong pertemuan antara sektor swasta Indonesia dengan mitra dagang Kolombia sebagai upaya penetrasi pasar di dua negara.

"PT Dirgantara Indonesia North America (PTDI) telah menawarkan kepada mitra di Kolombia antara lain penyediaan suku cadang, pelatihan, penjualan pesawat baru produk PTDI dengan skema buy back".

Selain itu penetrasi ekspor kertas pengaman (security paper) ke Kolombia oleh PT Pura Barutama sebagai produsen "security paper" di Indonesia telah didorong untuk meningkatkan volumenya, karena kebutuhan akan hal itu di Kolombia masih terbuka.

Bahkan, ia juga melihat peluang kerja sama bidang perkebunan sawit. Para pengusaha Kolombia banyak yang bertanya soal sawit di Indonesia, mereka akan membeli dan untuk selanjutnya diolah di Kolombia.

Priyo menambahkan meskipun kedua negara terletak jauh secara geografis, tetapi intensitas kunjungan antarpejabat serta wisatawan menunjukkan kedekatan cukup erat.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik RI jumlah wisatawan Kolombia meningkat dari tahun 2015 sebanyak 2.932 wisatawan menjadi 3.285 orang pada 2016.

Kerja Sama ASEAN


Pertemuan Wakil Menlu dan Dubes Indonesia untuk Kolombia yang memakan waktu lebih dari 60 menit juga membahas perlunya peningkatan kerja sama di bidang perdagangan, pariwisata, dan investasi, serta kerja sama ASEAN-Aliansi Pasifik, kerja sama pendidikan dan pelatihan, serta saling dukung di berbagai forum internasional.

Indonesia, dinilai Londono mempunyai peran strategis di kawasan Asia Tenggara. Pemerintah Kolombia, kata Londono yang dikutip Prio, telah merasakan akan hal itu, ketika ada konflik di Kolombia, Indonesia berperan aktif untuk membantunya.

"Wakil Menteri Luar Negeri Kolombia menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Indonesia yang dalam beberapa kesempatan telah mendukung proses perdamaian dan pembangunan pasca-konflik di Kolombia, serta peningkatan pemberantasan narkoba. Itulah sebabnya, Indoesia punya peran penting di tingkat ASEAN karena punya pengalaman lebih baik dalam penyelesaian konflik," katanya.

(T.Y005/R010)


Pewarta: Theo Yusuf Ms
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017