Jember (ANTARA News) - Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan (Disbunhut) Jember Masykur mengatakan harga jual tembakau di wilayah setempat cenderung tinggi yakni mencapai Rp14 juta per kuintal karena pasokan panen tembakau yang sedikit.

"Di satu sisi, banyak tembakau yang kualitasnya buruk karena cuaca yang ekstrem. Namun, di sisi lain, harga tembakau tinggi karena pasokan terbatas dan membuat petani untung besar," tuturnya di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Jumat.

Menurut dia, La Nina atau musim kemarau basah mengakibatkan petani tembakau beralih menanam komoditas pertanian lainnya dan berdasarkan data Disbunhut Jember tercatat areal tanam sekitar 30 persen dibandingkan tahun lalu.

"Areal tanam tembakau saat ini tidak sesuai dengan target Pemkab Jember yang ditetapkan pada awal tahun 2016 dan biasanya pada bulan Agustus, luas areal tanam tembakau mencapai 10.000 hektare," katanya.

Saat ini data yang dihimpun Disbunhut Jember tercatat luas areal tanam tembakau hanya sekitar 3.010 hektare untuk seluruh jenis tembakau, mulai dari Naa Oogst hingga Voor oogst, sehingga ada penurunan hingga 30 persen.

Mengenai ancaman perusahaan yang tidak akan membeli tembakau Naa Oogst kualitas rendah (filler), ia memprediksi perusahaan masih akan memberikan toleransi karena kebutuhan tembakau di gudang eksportir juga minim.

"Saya yakin perusahaan masih akan membeli tembakau petani, meskipun kualitasnya rendah. Kemungkinan masih ada toleransi. Jika perusahaan menolak semua, maka mereka tdiak dapat pasokan tembakau petani," katanya.

Kendati demikian, lanjutnya, pihak Disbunhut Jember tidak bisa berbuat terlalu banyak dalam tata niaga tembakau dan ketika petani sudah terlanjur menanam tembakau dengan jenis apapun, maka itu sudah menjadi salah satu risiko yang harus dihadapi petani.

"Ini kondisi alam. Mau bagaimana lagi? Kalau untuk Naa Oogst, masih dalam batas wajar antara permintaan dan penawaran, namun yang jadi masalah sekarang Voor Oogst Kasturi karena dapat memengaruhi kualitas tembakau," ujarnya menambahkan.

Sementara Ketua Komisi B DPRD Jember Bukri mengatakan, pihaknya telah meninjau beberapa perusahaan dan eksportir tembakau di Jember yang hasilnya bahwa perusahaan enggan membeli tembakau kualitas buruk.

"Stok filler di gudang eksportir sudah banyak. Sehingga mereka tidak memerlukan lagi tembakau kualitas ini. Mereka membutuhkan daun tembakau kualitas bagus untuk diekspor sebagai bahan baku cerutu," ucap politisi PDI Perjuangan itu.

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016