Gorontalo (ANTARA News) - Prakirawan BMKG Gorontalo Fathuri mengatakan gempa 5,0 Skala Richter yang terjadi di Gorontalo, Rabu, guncangannya paling terasa di Kabupaten Pohuwato.

"Menurut laporan petugas Pos Hujan di Kecamatan Lemito, Pohuwato gempa cukup kuat dirasakan di sana," ujarnya di Gorontalo.

Sementara laporan dari pengamat Pos Hujan Kecamatan Tolinggula, gempa juga terasa cukup kuat di wilayah itu sampai beberapa warga lari keluar rumah.

Ia menjelaskan gempa tersebut dirasakan juga di wilayah lain seperti Gorontalo Utara, Kabupaten Gorontalo hingga Kabupaten Buol di Sulawesi Tengah.

"Berdasarkan mekanisme fokus dan kedalaman hiposenter, gempa tersebut terjadi karena aktivitas subduksi Laut Sulawesi atau Sulawesi Megathrust.

Gempa berkekuatan 5,0 Skala Richter terjadi di Gorontalo pada 30 Juni pukul 18.46 Wita, Kamis.

Gempa terjadi di 1,09 Lintang Utara dan 121,76 Bujur Timur, atau berada pada 42 kilometer arah Timur Laut Kabupaten Pohuwato.

Pusat gempa berada pada kedalaman 10 kilometer, namun tidak berpotensi terjadinya Tsunami.

Gorontalo merupakan salah satu daerah yang paling rawan terjadi gempa bumi.

Gempa paling besar yang terjadi dalam selama September hingga Oktober, adalah yang terjadi pada 4 Oktober 2009 dengan kekuatan 5,3 SR.

Dari hasil pengamatan, sebagian besar gempa tersebut pusatnya berada di sekitar perairan Teluk Tomini dan wilayah Barat Daya Gorontalo.

Menurut dia, lempeng yang paling berpengaruh di wilayah Gorontalo dan sekitarnya adalah lempeng Pasifik.

Sementara lempeng Indoaustralia hanya memiliki pengaruh kecil terhadap seluruh gempa yang terjadi di daerah tersebut.

Pewarta: Debby Mano
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016