Jakarta (ANTARA News) - Tim sepak bola Indonesia dipastikan akan turun pada dua kejuaraan dunia, yaitu Street Football World Festival di Lyon, Prancis, 28 Juni-7 Juli 2016 dan turun di Homeless World Cup di Glasgow, Skotlandia, 10-16 Juli 2016.

Turunnya dua tim asal Indonesia pada kejuaraan bergengsi diapresiasi Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, di Jakarta, Jumat. Apalagi peserta yang mewakili Indonesia adalah saudara yang dikucilkan dan terpinggirkan.

"Kami berharap mereka mampu meraih prestasi dan membawa nama baik Indonesia diajang internasional. Saat ini kami memang belum bisa memberikan bantuan yang cukup kepada tim. Tapi pemerintah mendukung penuh keikutsertaan semuanya," kata Imam Nahrawi.

Indonesia pada Homeless World Cup memang memiliki catatan yang cukup bagus. Bahkan pada Amsterdam Cup-HWC 2015 di Belanda mampu menjadi juara. Hal tersebut menunjukkan jika Indonesia mampu berprestasi dikancah internasional meski sebelumnya ada dikotomi dikucilkan.

Jika diberikan kesempatan, kata dia, mereka yang selama ini dikucilkan ternyata mampu menunjukkan kepada dunia jika mereka mampu berprestasi. Untuk itu mereka harus diberikan dukungan penuh demi meraih prestasi.

"Mereka juga memiliki keistimewaan yang amat luar biasa yang sedikit dimiliki orang lain. Untuk itu kita tidak boleh sedikitpun merendahkan dan mengganggap orang lain lemah," kata pria yang akrab dipanggil Cak Imam itu.

Tim Homeless Indonesia yang turun dikejuaraan dunia merupakan pemain yang terbaik yang selama ini diseleksi oleh Yayasan Rumah Cemara yang merupakan organisasi berbasis komunitas bagi oleh dengan HIV/AIDS dan pengguna Napza yang dilakukan dengan metode pendekatan sebaya untuk meningkatkan kualitas hidup.

Sementara itu, Ketua Umum ASSI Mandira Isman menjelaskan, Homeless World Cup adalah kompetisi street soccer internasional yang melibatkan orang-orang termarjinalkan. Homeless World Cup di inisiasi pada tahun 2001 yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan sosial melalui sepakbola.

Tahun 2016 merupakan gelaran yang ke-16, sedangkan Street Football World Festival merupakan turnamen sepakbola jalanan yang menampilkan sebuah konsep cara bermain bola yang menggabungkan pelajaran hidup dalam setiap pertandingannya, dan juga mempromosikan kempemimpinan muda diseluruh dunia.

"Jiwa anak muda yang termarjinalkan dan jiwa muda pengurus ASSI dan Mitra Rumah Cemara merupakan sebuah isyarat yang jelas untuk dibentuknya sinergi yang sangat kuat dan erat dalam membantu pemerintah kita guna membangun suatu generasi muda yang produktif, berfikir positif dan tangguh, yaitu generasi muda yang berkarakter, berkapasitas dan memiliki daya saing yang tinggi dimana harapan dan prestasi menjadi seiring sejalan, sehingga mereka yang terpilih diharapkan dapat menularkan semngat perubahan kepada anak termarjinalkan lainnya," katanya.

Mandira menambahkan, turnamen yang akan diikuti tim Indonesia itu lebih mengangkat tema sepakbola untuk perubahan sosial dan akan menghadirkan anak laki-laki dan perempuan dari kelompok yang kurang beruntung dari seluruh negara, mereka yang dipilih bukan berdasarkan kemampuan sepak bolanua melainkan komitmen dalam menjadikan dunia menjadi tempat yang lebih baik dengan menggunakan sepakbola.

Di kirimnya dua tim Indonesia kekejuaraan internasional ini juga sebagai rangkaian pemanasan sebelum turun nternational Street Soccer Championship 2016 di Jakarta, Oktober yang merupakan salah satu rangkaian The 6th Tafisa World Sport For All Games 2016.

Pewarta: Bayu K
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016