Shanghai (ANTARA News) - Badai dahsyat yang disertai angin kencang dan hujan es melanda China Tiimur menewaskan 98 orang serta melukai ratusan lainnya.

Badai juga melumpuhkan jaringan listrik, menjungkirbalikkan mobil, dan menerbangkan atap rumah di Provinsi Jiangsu.

Badai dengan angin puting beliung itu melanda kawasan dekat kota Yancheng pada Kamis tengah hari, di utara ibu kota komersial China, Shanghai, kata Kementerian Urusan Sipil.

Kecepatan angin mencapai 125 km per jam dan menghantam beberapa kota di wilayah Funing, demikian dilaporkan kantor berita Xinhua.

"Saya mendengar angin ribut dan berlari ke lantai atas untuk menutup jendela," kata warga Funing, Xie Litian (62), kepada Xinhua.

"Saya mencapai puncak tangga dengan susah payah ketika mendengar suara dentuman dan melihat seluruh dinding beserta jendela terhempas."

Setelah badai reda dan Xie menyelamatkan diri, seluruh rumah tetangganya sudah tidak ada. "Ini seperti kiamat," kata Xie.

Data terakhir korban tewas mencapai 98 orang, dan 800 orang cedera, kata China National Radio dalam portal resminya, Jumat, mengutip hasil pertemuan provinsi terkait bencana itu.

Media pemerintah sebelumnya melaporkan 78 korban tewas dan sekitar 500 orang cidera.

Foto-foto yang tersebar dalam jaringan menunjukkan korban luka tergeletak di tengah-tengah reruntuhan rumah, mobil yang terbalik, pohon tumbang dan jaringan listrik yang rusak.

Presiden Tiongkok Xi Jinping yang tengah melakukan kunjungan di Uzbekistan menyerukan upaya penyelamatan menyeluruh, memerintahkan kabinet mengirimkan tim untuk memantau upaya penyelamatan, kata Xinhua.

Perdana Menteri Li Keqiang memerintahkan pihak berwenang untuk memperkuat upaya mencari dan menyelamatkan serta memberikan perawatan medis bagi korban luka.

Sebelumnya, Xinhua melaporkan bahwa sekitar 200 orang mengalami luka serius. Listrik dan komunikasi lumpuh di beberapa kawasan dan pasokan darurat termasuk 1.000 tenda, telah dikirimkan ke lokasi, kata Kementerian Urusan Sipil dalam sebuah pernyataan.

GCL System Integration Technology Cpo Ltd, pembuat modul sel tenaga surya bernilai 5,22 miliar dolar, mengatakan salah satu pabrik seluas 40 ribu meter persegi yang sebagian dimilikinya ambruk karena angin topan.

Petugas pemadam kebakaran menjalankan tugas penyelamatan darurat di lokasi dan perusahaan tersebut tengah menaksir nilai kerugiannya.

Musim panas di China seringkali membawa cuaca ekstrem. Awal pekan ini banjir di wilayah selatan menewaskan setidaknya 22 orang dan 20 orang masih hilang.

Pada Juni, badai menyebabkan tenggelamnya kapal pesiar Sungai Yangtze yang menewaskan 442 orang, banyak di antaranya merupakan wisatawan lanjut usia.

Hanya 12 orang yang selamat ketika kapal Eastern Star itu tenggelam. Insiden itu disebut China sebagai bencana perkapalan terburuk selama tujuh dasawarsa.

(S022/T008)

Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016