Surabaya (ANTARA News)- Manajemen maskapai penerbangan Adam Air melakukan pengecatan badan pesawat Boeing 737 seri 300 nomor penerbangan KI 172, yang mengalami kecelakaan "hard landing" saat berupaya mendarat di Juanda, pada (21/2). Pantauan sekitar hanggar milik Merpati di Juanda Surabaya yang dijadikan "sangkar" pesawat Adam Air naas tersebut, Kamis, selain dicat putih, badan pesawat yang retak dan melengkung akibat benturan dengan landasan itu, ditutup terpal. Manajer Humas Bandara Juanda, Edmondus Priyono, saat dikonfirmasi mengenai hal tersebut, mengemukakan bahwa tindakan itu merupakan cara bisnis maskapai penerbangan dalam upaya menjaga kredibilitas. "Ya biasa Mas, biar logo, cat maupun tulisan AdamAirnya tidak kelihatan mencolok, agar masyarakat tidak merasa trauma. Walaupun semua orang tahu bahwa pesawat itu milik AdamAir. Wong berita dan fotonya di media massa jelas," ucapnya sambil terbahak. Menurut dia, asalkan pihak Adam Air tidak melakukan hal-hal yang cenderung menghilangkan barang bukti, tindakan pengecatan dan penutupan terpal "body" pesawat, tidak menjadi masalah. Pasalnya pesawat tersebut masih menjadi barang bukti untuk penyelidikan. "Saya ini sedang menunggu anggota komite nasional keselamatan transportasi (KNKT) yang datang dari Jakarta, untuk menyelidiki dan meneliti penyebab kecelakaan tersebut," tuturnya. Ia mengakui bahwa saat kejadian cuaca kurang bersahabat. "Beberapa saat, menjelang mendarat jarak pandang masih sekitar sembilan kilometer --cerah--, namun sesaat kemudian cuaca mendung, hujan disertai angin kencang dengan jarak pandang hanya 1,5 kilometer," paparnya. Kejadian tersebut kini ditindak lanjuti oleh Dephub dengan menghentikan sementara pengoperasian tujuh armada pesawat Boeing 737 seri 300 milik maskapai penerbangan AdamSky Connention Airlines, sehingga dikuatirkan operasional Adam Air terganggu dengan tindakan Dephub ini. Namun, distrik manajer Adam Air Surabaya, Natali Budiharjo, membantah bahwa operasional AdamAir, utamanya penerbangan dari Surabaya ke berbagai kota tujuan terganggu. "Nggak masalah tuh, kita tetap beroperasi seperti biasanya. Dari Surabaya ke Jakarta setiap hari tujuh kali penerbangan dan lima kali ke berbagai kota seperti Makassar, Madano, Banjarmasin maupun Balikpapan. Kan kita masih punya pesawat lain yaitu Boeing 737 seri 200, 400 dan 500," dalihnya. Tentang pengecatan badan pesawat naas di hanggar Merpati Juanda, Natalia enggan berkomentar dan minta wartawan untuk minta informasi langsung ke jajaran direksi AdamAir di Jakarta. Sementara, mengenai jadwal penerbangan Adam Air dari Surabaya, Priyono mengakui bahwa dengan adanya tujuh armada seri 300 di-"grounded" sementara, dapat dipastikan jadual penerbangan AdamAir dari Surabaya ke berbagai kota tujuan terganggu. "Ya pasti terganggu, wong tujuh armadanya nggak boleh terbang sementara, pasti pesawat jenis lainnya milik AdamAir yang ada tidak akan mampu menanggani seluruh penerbangan reguler yang biasa dilayani," demikian Priyono.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007