Pasar green bond secara global terus berkembang, Jika pada tahun 2013 jumlah green bond yang di `issue` senilai 11 miliar dolar AS maka pada sampai pertengahan tahun 2015 `outstanding green bond global` sebesar 65,5 miliar dolar AS,"
Jakarta (ANTARA News) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan pasar obligasi hijau atau "green bond" hingga tahun 2015 mencapai 65,5 miliar dolar AS atau meningkat empat kali lipat sejak 2013.

"Pasar green bond secara global terus berkembang, Jika pada tahun 2013 jumlah green bond yang di issue senilai 11 miliar dolar AS maka pada sampai pertengahan tahun 2015 outstanding green bond global sebesar 65,5 miliar dolar AS," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad di Jakarta, Senin.

Muliaman melihat perkembangan ini sebagai peluang dan dia mendorong perusahaan untuk menerbitkan obligasi hijau (green bond) atau mengambil sukuk hijau (green sukuk) sebagai bagian dari program sektor keuangan yang berkelanjutan (sustainable finance) sebagai solusi mencapai "Sustainable Development Goals" (SDGs).

"Green bond itu akan jadi satu peluang. Tentu saja berapa yang diterbitkan tergantung pemerintah dan bisnis. Prinsipnya, mendorong implementasi untuk sustainable issue ini," ujarnya.

Kendati mendorong penerbitan obligasi dan mengambil sukuk hijau, Muliaman mengaku tidak akan memberikan insentif khusus bagi perusahaan keuangan yang mengeluarkan hal itu.

"Tidak ada insentif khusus yang diberikan, Konsen ini muncul karena kita ingin tingkatkan budaya pro-lingkungan dan berapa targetnya yang ingin dicapai juga belum bisa kita sampaikan sekarang," ujarnya.

Terkait dengan green sukuk, Muliaman juga mengatakan bahwa roadmap keuangan berkelanjutan dapat menjadi sarana Lembaga Jasa Keuangan (LJK) perbankan, pasar modal dan IKNB untuk terus melakukan inovasi produk.

"Roadmap (peta jalan) keuangan berkelanjutan diharapkan menjadi sarana bagi LJK baik perbankan, pasar modal maupun IKNB untuk terus melakukan inovasi produk dan layanannya, agar selaras dengan perkembangan serta kebutuhan masyarakat maupun pembangunan," ucapnya.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015